Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tahapan-Tahapan Pendidikan Spiritual (Maqamat)

Jejak Pendidikan- Secarah harfiah maqamat berasal dari bahasa arab yang berarti daerah orangberdiri atau pangkal mulia. Istilah ini kemudia digunkan untuk arti sebagai jaln panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada erat dengan Allah. Tahapan-tahapan pendidikan spiritual atau maqamat yang harus ditempuh ada beberapa tahap di antaranya:

a. At-Taubah
At-Taubah berasal dari bahasa arab taba yatubu taubatan yang artinya kembali. Sedangkan taubat yang di maksud oleh kalangan sufi ialah memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan disertai kesepakatan yang sungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuat dosa tersebut disertai dengan melaksanakan amal kebijakan.

Harun nasution menyampaikan taubat dimaksud sufi ialah taubat yang sebenarnya, taubat yang tidak akan membawa kedosa lagi. Untuk mencapai taubat yang sesunggunhnya dirasakan diterima oleh allah terkadang tidak sanggup dicapai satu kali saja. Ada seorang sufi hingga tujuh puluh kali taubat, gres ia mencapai taubat yang sesungguhnya. Taubat yang bahwasanya dalam paham sufisme ialah orang yang cinta pada allah dan orang yang demikian senantiasa mengadakan kontemplasi perihal Allah.

b. Az-Zuhud
Secara harfiah az-zuhud berarti tidak ingin kepada sesuatu yang bersifat keduniawian.Sedangkan berdasarkan harun nasution zuhud artinya keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian. Selanjutnya Al-Qusyairi menyampaikan bahwa zuhud ialah orang yang zuhud di dalam persoalan yang haram, alasannya ialah yang halal ialah sesuatu yang mubah dalam pandangan allah yaitu orang yang diberikan nikmat berupa harta yang halal kemdian ia bersykur dan meninggalkan dunia itu dengan kesadarannya sendiri. Sebagian adapula yang menyampaikan bahwa zuhud dalam hal yang haram sebagai sesuatu kewajiban.

Zuhud termasuk salah satu anutan agama yang sangat penting dalam rangka mengendalikan diri dari efek kehidupan dunia. Orang yang zuhud lebih mengutamakan atau mengejar kehidupan dunia yang fana dan semu.

c. Al-Wara’
Secara harfiah al-wara’ artinya saleh, menjauhkan diri dari perbutan dosa. Kata ini selanjutnya mengandungarti menjauhi hal-hal yang tidak baik. Dan dalam pengertia sufi al-wara’ ialah meninggalkan segala yang di dalamnya terdapat keragu-raguan antara halal dan haram (syubhat). Sikap menjauh diri dari syubhat ini sejalan dengan hadis nabi yang berbunyi:
Barang siapa yang dirinya terbebas darisyubhat, maka sesungguhnya ia telah terbebas dari yang haram “. (H.R.Bukhori)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa syubhat lebih erat dengan yang haram. Kaum sufi menyadari benar bahwa setiap makanan, minuman, ata memakannya. Orang yang demekian akan kerashatinya, sulit mendapat hidayah dan inspirasi dari tuhan. Hadist ini dipahami dari hadis nabi yang menyatakan bahwa setiap kuliner yang haram yang dimakan oleh insan akan menybabkan noda hitam pada hati yang lama-kelamaan hati menjadi keras. Ini sangat ditakuti oleh para sufi yang senantiasa mengharapkan Nur Ilahi yang di pancarkan lewat hatinya yang bersih.

d. Mahabbah
Kata mahabbah berasal dari kata ahabba yuhibbu mahabatan yang secara harfiah berarti mengasihi secara mendalam.Dalam Mu’jam al Falsafi Jamil Shaliba menyampaikan mahabbah ialah lawan dari al-baghd yakni cinta lawan dari benci. Al-Mahabbah sanggup pula berarti al-wadud yakni yang sangat kasih atau penyayang. Selain itu al-mahabbah sanggup pila berarti kecendrungan pada sesuatu yang sedang berjalan, dengan tujuan untuk memperoleh kebutuhan yang bersifat material maupun spiritual, tampaknya seseorang yang kasmaran kepada sesatu yang dicintainya, orang bau tanah pada anaknya, seseorang pada sahabatnya.
 Hal-hal yang mngandung makna cinta kepada Tuhan. Lebih luas lagi bahwa “ mahabbah “ memuat pengertian yaitu memeluk dan mematuhi perintah Tuhan dan membencisikap yang melawan pada Tuhan meliputi:
1.    Berserah dirikepada Tuhan

2.    Mengosongkan perasaan di hati dari segala-galanya

Posting Komentar untuk "Tahapan-Tahapan Pendidikan Spiritual (Maqamat)"