Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Persiapan Ppg Pedagogik


PESERTA DIDIK ialah orang yang mendapatkan dampak dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan.

PERTUMBUHAN FISIK ialah perubahan–perubahan fisik yang terjadi dan merupakan tanda-tanda primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin utama(primer) dan ciri kelamin kedua(skunder) Istilah pertumbuhan biasa dipakai untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif yang semakin usang semakin besar atau tinggi.

BINET DAN SIMON mendefinisikan intelligensi sebagai kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan kalau tindakan tersebut dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melaksanakan autocriticsm.

KATA EMOSI berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2000 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi intinya ialah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.

EMOSI :
1. Mengenal emosi diri
2. Mengelola emosi
3. Memotivasi diri sendiri
4. Mengenal emosi orang lain
5. Membina hubungan

ISTILAH MORAL berasal dari kata Latin “mos” (moris) yang berarti budbahasa istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk mendapatkan dan melaksanakan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.

TEORI KOGNITIF PIAGET mengenai perkembangan moral melibatkan prinsip-prinsip dan proses-proses yang sama dengan pertumbuhan kognitif yang ditemui dalam teorinya ihwal perkembangan intelektual. Terori BEHAVIORISME dicetuskan oleh GAGE DAN BERLINER perubahan tingkah laris sebagai hasil pengalaman

a. Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Classical Conditioning dari Pavlov, Connectionisin dari Thorndike, dan Behaviorism dari Watson merupakan teori-teori dasar dari aliran sikap yang menjadi tonggak sejarah aliran sikap dalam teori belajar. Teori-teori ini kemudian dikembangkan dan atau dimodifikasi oleh aneka macam hebat menjadi bermacam-macam teori-teori gres dalam aliran perilaku, yang kemudian disebut aliran sikap gres (neo-Behaviorism). Tercatat ahli-ahli yang tergabung dalam aliran sikap gres antara lain, Clark Hull dengan teori Sistem Perilaku, Edwin Guthrie dergan teori "Contiguity", dan B.F. Skinner dengan teori "Operant Conditioning", dan lain-lain. Pada dasarnya, sebagaimana teori-teori berguru dalam aliran perilaku, teori-teori dari Hull, Guthrie, dan Skinner mempunyai premis dasar yang sama dengan teori-teori pendahulunya, yaitu sama-sama berlandaskan pada interaksi antara stimulus dan respons.

b. Teori Belajar Kognitif
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya ialah pengertian Pengertian yang lebih luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Selanjutnya, istilah kognitif menjadi terkenal sebagai salah satu wilayah psikologi insan / satu konsep umum yang meliputi semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap sikap mental yang berafiliasi dengan dilema pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berafiliasi dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa. Menurut para hebat jiwa aliran kognitifis, tingkah laris seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laris itu terjadi. Teori berguru kognitiv lebih mementingkan proses berguru dari pada hasil berguru itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan kekerabatan antara stimulus dan respon, lebih dari itu berguru melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar ialah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laris yang bisa diamati.

c. Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme ialah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksi pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan kita ihwal dunia kawasan kita hidup (Suyono dan Hariyanto, 2011). Sedangkan berdasarkan Cahyo (2013) konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekan bahwa pengetahuan ialah buatan kita sendiri sebagai hasil konstruksi kognitif melalui aktivitas individu dengan menciptakan struktur, kategori, konsep, dan denah yang dibutuhkan untuk membangun pengetahuan tersebut. Trianto (2007) juga beropini bahwa teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran cognitive gres dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan isu kompleks, mengecek isu gres dengan aturan-aturan usang dan merevisi apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Masih ada banyak lagi definisi ihwal teori berguru konstruktivisme, namun secara umum mempunyai kesamaan.

d. Teori Belajar Humanistik
Humanistic theory telah dilukiskan sebagai angkatan ketiga dalam psikologi modern. Teori ini menolak determinisme Freud dari instink dan determinisme lingkungan dari teori pembelajaran. Pendukung humanis mempunyai pandangan yang sangat positif dan optimis ihwal kodrat manusia. Pandangan humanistik menyatakan bahwa insan ialah biro yang bebas dengan kemampuan superior untuk memakai simbol-simbol dan berpikir secara abstrak. Jadi, orang bisa menciptakan pilihan yang cerdas, untuk bertanggungjawab  atas perbuatannya, dan menyadari potensi penuhnya sebagai orang yang mengaktualisasikan diri. Humanist mempunyai pandangan holistik mengenai perkembangan manusia, yang melihat setiap orang sebagai makhluk keseluruhan yang unik dengan nilai independen. Dalam pandangan holistik, seseorang lebih dari sekedar kumpulan dorongan, instink, dan pengalaman yang dipelajari. Tiga tokoh terkemuka Psikologi humanistik ialah Charlotte Buhler (1893–1974), Abraham Maslow (1908–1970), dan Carl Rogers (1902–1987).

Mencermati empat macam teori berguru tersebut, akan memandu guru pembelajar untuk memilih pilihan. Teori berguru mana yang paling efektif untuk sanggup dipakai sebagai teladan pengembangan pembelajaran yang diampu. Tentu semua itu tergantung dari tujuan yang telah ditetapkan. Tidak ada yang terbaik, yang terpenting ialah teori berguru mana yang paling sesuai.

Belajar memecahkan dilema (PROBLEM SOLVING). Tipe ini merupakan tipe berguru yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru menawarkan kasus atau permasalahan kepada penerima didik untuk memancing otak mereka mencari balasan atau penyelesaian dari dilema tersebut. Dalam mengenal dan mengetahui sikap

Sumber http://prakarya-indramayu.blogspot.com

Posting Komentar untuk "Persiapan Ppg Pedagogik"