Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Faktor-Faktor Yang Menginternalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam

Jejak Pendidikan- Faktor yang menginternalisasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Api Tauhid ialah faktor konvergensi. Konvergensi merupakan sebuah teori yang dipelopori oleh William Stern, yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan insan tergantung pada dua faktor, yaitu: talenta atau bawaan dan lingkungan atau sekolah.

Teori konvergensi mengakui bahwa insan lahir telah membawa talenta atau potensi-potensi dasar yang sanggup dikembangkan. Proses pengembangan sangat bergantung pada lingkungan masyarakat dan sekolah. Misalnya seseorang yang lahir dengan membawa potensi cerdas akan bisa menjadi cerdas apabila dikembangkan, baik melalui pendidikan masyarakat maupun pendidikan sekolah (formal). Akan tetapi, potensi cerdas tersebut akan tetap ada pada diri insan dan tidak berkembang, apabila tidak bergaul dan hidup dengan masyarakat dan sekolah.


Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam milik Muzayyin Arifin, DR. Mohammad Fadhil Al-Djamaly, andal pendidikan Tunisia beropini bahwa dalam proses kependidikan Islam, pembentukan kepribadian anak didik harus diarahkan kepada sasaran:
  • Pengembangan doktrin sehingga benar-benar berfungsi sebagai pendorong ke arah kebahagiaan hidup yang dihayati sebagai nikmat Allah. Iman ialah dasar dari nilai insan yang diperkokoh perkembangannya melalui pendidikan.
  • Pengembangan kemampuan mempergunakan nalar kecerdasan untuk menganalisa hal-hal yang berada di balik kenyataan alam yang nampak. Kemampuan nalar kecerdasan diciptakan Allah dalam diri insan semoga dipergunakan untuk mengungkapkan perbedaan ihwal yang baik dari yang buruk, perkara yang haq (benar) dari perkara yang batil (sesat). Dengan nalar kecerdasaannya insan akan bisa menempuh jalan yang benar.
  • Pengembangan potensi berakhlak mulia dan kemampuan berkomukasi dengan orang lain, baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Fitrah insan yang suci memiliki kecenderungan kepada kebaikan yang dinyatakan melalui verbal dan perbuatan dengan cara lemah lembut. Dalam hal ini Allah telah menawarkan citra sebagai berikut:

Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang Terpuji.” (Al-Hajj: 24).
Mengenai cara berkomunikasi seorang muslim dengan orang lain, Allah menawarkan petunjuk dasar yang mengandung nilai sosial yang lebih mengutamakan orang lain daripada perasaan pribadinya sendiri, ibarat firman-Nya dalam AL-Qur‟an di bawah ini:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kau berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kau Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Ali Imran: 159).
  • Mengembangkan perilaku amal shaleh dalam setiap eksklusif muslim. Manusia diberi kemampuan oleh Allah untuk bisa berbuat kebaikan, menjaga diri, bekerjasama, dan bergaul dengan orang lain demi kemaslahatan masyarakatnya. Untuk tujuan itu, insan senang mempelajari hal-hal yang sanggup menghasilkan kehidupan yang mulia membina kehidupan keluarga sejahtera. Dari perilaku positif demikian, insan bersedia menghormati tata tertib sosial yang akan menjamin kehidupan, kebebasan dan hak-haknya, sehingga terwujudlah keadilan, kejujuran, dan kasih sayang. Konsekuensinya ialah orang-orang yang lemah, anak yatim, fakir miskin dan sebagainya memdapatkan pertolongan dari mereka yang kuat, si kaya dan yang memegang kekuasaan.


Oleh lantaran itu antara tujuan Pendidikan Islam dengan nilai pendidikan Islam secara tabi‟iyah saling berkaitan dengan eratnya. Nilai-nilai tersebut merupakan hasil proses kependidikan yang diinginkan, namun yang paling penting dalam proses kependidikan ini ialah nilai yang oleh setiap orang diusahakan secara sungguh-sungguh untuk merealisasikannya melalui pendidikan. Nilai-nilai itu ialah yang terwujud di dalam keseluruhan hidup eksklusif dan sosial manusia. Nilai-nilai yang bisa mempengaruhi, memberi corak dan tabiat kepribadian yang berkembang sepanjang hayat.

Posting Komentar untuk "Faktor-Faktor Yang Menginternalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam"