Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tujuan Pendidikan Akal

Jejak Pendidikan- Tujuan pendidikan intinya sama dengan tujuan manusia. Manusia menginginkan semua manusia, termasuk anak keturunannya menjadi insan yang baik. Sekarang ini, pendidikan menjadi alat mobilisasi sosial ekonomi individu atau Negara.Dominasi perilaku yang menyerupai ini dalam dunia pendididkan telah melahirkan patologi psiko-sosial, terutama di kalangan penerima didik dan orangtua, yang populer dengan sebutan penyakit diploma (diploma disease), yaitu perjuangan dalam meraih suatu gelar pendidikan bukan sebab kepentingan pendidikan itu sendiri, melainkan sebab nilai-nilai ekonomi dan sosial.

Tercapainya tujuan pendidikan nalar atau pengembangan intelektual tergantung pada kesadaran dan kesediaan para pencari ilmu, seharusnya dengan bukti dan fakta yang relevan yang dipelajari member pemahaman yang lebih baik. Senada dengan hasil konferensi Nasional pertama tentang Pendidikan Islam di Makkah 8 April 1977:
Education should Aim at balanced growth of the total personality of man through the pembinaan of mans spirit, intellect, the rational self, feelings and bodily senses. Education should therefore cater for the growth of man in all its aspects, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively and motivate all these aspects towards goodness and the attainment of perfection. The ultimate aim of Muslim education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large.
Pendidikan harus diarahakan mencapai pertumbuhan keseimbangan kepribadian insan menyeluruh, melalui latihan jiwa, intelek, rasio, perasaan dan penghayatan. Karena itu pendidikan harus menyiapkan pertumbuhan insan dalam segala seginya: spiritual, intelektual, imajinatif, jasmani, ilmiah, linguistik, baik individu maupun kolektif, dan semua itu didasari motivasi ibadah sebab tujuan simpulan pendidikan muslim itu terletak pada (aktivitas) merealisasikan dedikasi dan kemanusiaan”.
Secara umum, ada dua pandangan teoritis mengenai tujuan pendidikan, masing-masing dengan keragamannya tersendiri.Pandangan teoritis yang pertama berorientasi kemasyarakatan, yaitu pandangan yang menganggap pendidikan sebagai sarana utama dalam membuat rakyat yang baik, baik untuk sistem pemerintahan demokratis, oligarkis, maupun monarkis.Pandangan kedua berorientasi pada individu, yang lebih memfokuskan diri pada kebutuhan, daya tampung, dan minat pelajar. Berangkat dari dua pandangan di atas, pendidikan nalar mempunyai tujuan sebagai berikut :
  1. Membentuk insan yang beriman (tauhid), amal shalih, taqwa dan ulul albab. Akal yang bertauhid yakni mempunyai kecerdasan secara vertikal dan horizontal, sehingga sanggup terhindar dari fundamentalisme, sekularisme, dan atheisme. Ulul albab sebagai sebuah nilai yang termanivestasikan dalam diri seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan luas, mempunyai kemampuan dzikir dan pikir yang kuat.
  2. Menjadikan insan makhluk yang mulia dan bertanggung jawab (responsible). Melalui ilmu, nilai, dan norma yang ditanamkan semenjak dini akan menumbuhkan kesadaran akan tanggungjawabnya terhadap kehidupan individu maupun masyarakat sosial.
  3. Membentuk nalar yang terbiasa berfikir ilmiah, menurut keimanan kepada Allah, tidak bertentangan dengan ajaran-Nya, dan sesuai dengan keadaan lingkungan masyarakat.
  4. Membentuk nalar berpikiran objektif, jauh dari efek hawa nafsu dan tendensi (subjektifitas), sehingga mendapat kebenaran ilmiah yang benar melalui tabayyun secara detail serta menghindari sifat ketergesa-gesaan dalam tetapkan sesuatu aturan atau ilmu.
  5. Kebebasan nalar berpikir, sehingga nalar mendapat kesempatan berpikir, mengeksplorasi dalil-dalil dan bukti-bukti secara luas untuk mencapai pada kebenaran yang haq dan kuat.
Pada dasarnya tujuan pendidikan nalar yakni menumbuh kembangkan nalar yang menjadi potensi insan secara maksimal sesuai dengan kadar ilmunya, yang dengan pengetahuannya tersebut mengantarkan insan menjadi kholifah fil ard, yang hakekatnya sebagai ibadah kepada Allah.


Sumber:
  1.  Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).
  2. Wan Mohd Nor Wan Daud, The Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib Al-Attas, terj.Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al-Attas. Hamid Fahmy, dkk, (Bandung: Mizan, 2002).
  3. Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992).

Posting Komentar untuk "Tujuan Pendidikan Akal"