Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Nilai-Nilai Agama Islam

Jejak PendidikanIstilah nilai ialah sesuatu yang abnormal yang tidak bisa dilihat, diraba, maupun dirasakan dan tak terbatas oleh ruang lingkupnya. Nilai sangat bersahabat dengan pengertian-pengertian dan aktifitas insan yang kompleks, sehingga sulit ditentukan batasnya, sebab keabstrakanya itu maka timbul majemuk pengertian, diantaranya sebagai berikut:
  1. Nilai ialah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memperlihatkan corak khusus kepada contoh pemikiran, perasaan, keterkaitan maupun perilaku.
  2. Nilai ialah suatu contoh normatif, yang memilih tingkah laris yang diinginkan bagi suatu sistem yang ada kaitanya dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan fungsi-fungsi bagian-bagiannya.Nilai merupakan kualitas empiris yang tidak sanggup didefinisikan, tetapi hanya sanggup dialami dan dipahami secara langsung.
  3. Nilai ialah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, bukan benda konkrit, bukan fakta, bukan hanya duduk kasus benar salah yang menuntut pembuktian Empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi.
Istilah nilai ialah sesuatu yang abnormal yang tidak bisa dilihat Pengertian Nilai-Nilai Agama Islam

Beberapa pengertian perihal nilai diatas sanggup difahami bahwa nilai merupakan suatu yang abstrak, ideal dan menyangkut duduk kasus keyakinan terhadap yang dikehendaki, dan memperlihatkan corak pada contoh pemikiran, perasaan, serta perilaku. Dengan demikian untuk melacak sebuah nilai harus melalui pemaknaan terhadap keyakinan lain berupa tindakan, tingkah laku, dan contoh pikir.

para hebat mengemukakan banyak sekali teori perihal pengertian agama. Ada yang menyampaikan bahwa kata agama diambil dari bahasa Sansekerta, yaitu suku “a” yang berarti “tidak” dan „gama‟ yang berarti „kacau‟ jadi manakala suku kata „a‟ dan „gama‟ maka mempunyai arti tidak kacau, tidak kocar-kacir, teratur. Dengan demikian agama itu ialah peraturan, yaitu peraturan yang mengatur keadaan manusia, maupun mengenai sesuatu yang gaib, mengenai budi pekerti dan pergaulan hidup bersama.

Agama dalam bahasa arab ialah al-Dien dan al-milah. Kata al-din sendiri mengandung banyak sekali arti. Dalam Al-Qur‟an kata al-Dien mempunyai banyak arti diantaranya ialah balasan, taat, tunduk, patuh, undang-undang/hukum, menguasasi, agama, ibadah, keyakinan.

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali setelah tiba pengetahuan kepada mereka, sebab kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Sedangkan Islam berasal dari bahasa arab yaitu salam yang artinya selamat, sentosa, dan damai. Asal kata tersebut dibuat dari kata aslama, yuslimu, Islaman yang berarti memelihara dalam keadaan sentosa, dan berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Dengan demikian, secara antropologis perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat insan sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada Allah.

Secara istilah, Islam berarti suatu nama bagi agama yang fatwa ajaranya diwahyukan Tuhan kepada insan melalui seoarang Rasul. Atau lebih tegas Islam ialah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada Masyarakat melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai banyak sekali segi dari kehidupan manusia.

Nilai-nilai agama Islam pada hakekatnya ialah kumpulan dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran perihal bagaimana insan seharusnya menjalankan kehidupannya didunia ini, yang satu prinsip dengan lainya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak sanggup dipisahkan. Kaprikornus intinya Islam merupakan satu sistem, satu paket, paket nilai yang saling terkait satu sama lain, membentuk apa yang disebut sebagai teori-teori Islam baku.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, nilai-nilai agama Islam atau nilai-nilai keIslaman adalah:
Bagian dari nilai material yang terwujud dalam kenyataan pengalaman rohani dan jasmani. Nilai-nilai agama Islam merupakan tingkatan integritas kepribadian yang mencapai tingkat budi (insan kamil). Nilai-nilai Islam bersifat mutlak kebenarannya, universal dan suci. Kebenaran dan kebaikan agama mengatasi rasio, perasaan, keinginan, nafsu-nafsu manusiawi dan bisa melampaui sunjektifitas golongan, ras, bangsa dan stratifikasi sosial.

Nilai-Nilai agama Islam sanggup dilihat dari dua segi yaitu: segi nilai normatif dan segi nilai operatif. Segi nilai normatif dalam pandangan Kuppermen ialah standart atau patokan norma yang mempengaruhi insan dalam memilih pilihanya diantara cara-cara tindakan alternatif yang menitik beratkan pada pertimbangan baik buruk, benar-salah, hak dan batil, diridhoi atau diridhoi. Pengertian nilai normatif ini mencerminkan pandangan dari sosiolog yang mempunyai pemfokusan utamanya pada norma sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi tingkah laris manusia. Secara garis besar, penggunaan kriteria benar salah dalam menetapka nilai ialah dalam hal ilmu (sains), semua filsafat kecuali adat mazhab tertentu. Sedangkan nilai baik-buruk yang dipakai dalam tetapkan nilai ini ialah hanya dalam etika.

Sedangkan nilai operatif berdasarkan Muhaimin dan Abdul Mujib ialah suatu tindakan yang mengandung lima kategori yang menjadi prinsip standarisasi tingkah laris manusia; yaitu baik, setengah baik, netral, kurang baik dan jelek yang sanggup dijelaskan lebih lengkap sebagai berikut:
  1. Wajib (baik), nilai yang baik dilakukan oleh manusia, ketaatan akan memperoleh imbalan jasa (pahala) dan kedurhakaan akan menerima sanksi.
  2. Sunnah (setengah baik) nilai yang setengah baik dilakukan manusia, sebagai penyempurnaan terhadap nilai yang baik atau wajib sehingga ketaatannya diberi imbalan jasa dan kedurhakaanya tanpa menerima sanksi.
  3. Mubah (netral), nilai yang bersifat netral, mengerjakan atau tidak, tidak akan berdampak imbalan jasa atau sanksi.
  4. Makruh (kurang baik), nilai yang sepatutnya untuk ditinggalkan. Di samping kurang baik, juga memungkinkan untuk terjadinya kebiasaan jelek yang pada hasilnya akan menjadikan keharaman.
  5. Haram (buruk), nilai yang jelek sebab membawa kemudharatan dan merugikan diri pribadi maupun ketentraman pada umumnya, sehingga apabila subyek yang melaksanakan akan menerima sanksi, baik pribadi (di dunia) atau tidak pribadi (di akhirat).36


Kelima nilai diatas cakupannya menyangkut seluruh bidang nilai yaitu nilai ilahiyah dan ubudiyah, ilahiyah muamalah, dan nilai etik insani yang terdiri dari nilai sosial, rasional, individu, biofisik, ekonomi, politik dan estetik.

beberapa uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa nilai-nilai agama Islam ialah seperangkat fatwa nilai-nilai luhur yang ditransfer dan diadopsi ke dalam diri untuk mengetahui cara menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dalam membentuk kepribadian yang utuh. Oleh sebab itu, seberapa banyak dan seberapa jauh nilai-nilai agama Islam bisa mempengaruhi dan membentuk suatu huruf seseorang sangat tergantung dari seberapa nilai-nilai agama yang terinternalisasi pada dirinya. Semakin dalam nilai-nilai agama Islam yang terinternalisasi dalam diri seseorang, maka kerpibadian dan sikap religiusnya akan muncul dan terbentuk.


 Rujukan: 
  1. Zakiyah Daradjat, Dasar-dasae Agama Islam, (jakarta:Bulan Bintang, 1992).
  2. H.M Arifin, filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987).
  3. Thoha Chatib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pistaka Belajar, 1996).
  4. Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, Dan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1983).
  5. Faisal Ismail, Paradigma kebudayaan islam: Studi Kritis Dan Refleksi Historis, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997).
  6. Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002).
  7. Khursid Ahmad, Islam: Its Meaning And Mesaage, (London: Islamic Council of Europe, 1976).
  8. Nasruddin razak, Dienul Islam, (Bandung: al-Ma‟arif, 1977),
  9. Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran Dan Keribadian Muslim (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006).
  10. Fuad Amsyari, Islam Kaffah Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Gema Insan Press, 1995).
  11. Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: VC Alfabeta 2004).
  12. Muhaimin dan abdul Mudjib, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis Dan Kerangka Dasar Operasionalnya, (Bandung: Triganda Karya, 1993),

Posting Komentar untuk "Pengertian Nilai-Nilai Agama Islam"