Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Belajar

Jejak Pendidikan- Belajar yakni suatu proses perjuangan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laris yang gres secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara berkesinambungan dalam kehidupan insan baik dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Belajar merupakan perubahan tingkah laris atau penampilan dengan serangkaian acara contohnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman A.M, 2001: 20).

Dalam keseluruhan proses pendidikan, acara berguru merupakan acara yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.

Belajar merupakan suatu proses perjuangan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laris yang gres secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).


Sedangkan berdasarkan J. Bruner dalam (Slameto, 2003:11) mengemukakan bahwa berguru ialah tidak untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa sanggup berguru lebih banyak dan mudah.

Belajar yakni terjadinya perubahan tingkah laris pada orang tersebut, contohnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laris mempunyai unsur subyektif dan unsur motoris. Unsure subyektif yakni unsur rohaniah sedangkan unsur motoris yakni unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berfikir sanggup dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak sanggup kita lihat (Hamalik, 2004:30).

Belajar yakni suatu proses perjuangan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laris yang gres secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 5). Menurut Oemar Hamalik, berguru dibedakan menjadi 2 yaitu:
  1. Belajar merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
  2. Belajar yakni suatu proses perubahan tingkah laris individu melalui interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2004:27).
Dengan demikian sanggup disimpulkan berguru yakni perubahan tingkah laris pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, pembiasaan diri. Jadi, sanggup dikatakan bahwa berguru itu sebagai rangkaian acara jiwa raga yang menuju perkembangan langsung insan seutuhnya.

Pendapat diatas mempunyai makna bahwa berguru merupakan suatu proses yang sanggup ditandai dengan perubahan yang terlihat pada diri seseorang. Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam berguru tersebut individu memakai kemampuan pada ranah-ranah:
  1. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
  2. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan budi sehat yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan rujukan hidup.
  3. Psikomotorik yaitu kemapuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, pembiasaan rujukan gerakan dan kreativitas.” (Benjamin S. Bloom dalam Abdurahman, 2003:38).

Posting Komentar untuk "Konsep Belajar"