Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis-Jenis Disiplin

Jejak Pendidikan- G. R. Terry beropini bahwa disiplin kerja dalam berorganisasi sanggup timbul dari diri sendiri dan dari perintah orang lain, yaitu:

a. Self Imposed Discipline
Disiplin tumbuh dari diri sendiri atas dasar kerelaan, kesadaran, bukan tumbuh atas dasar paksaan. Disiplin sanggup terpenuhi sebab seseorang tersebut merasa kebutuhannya telah terpenuhi dan juga merasa telah menjadi anggota sebuah organisasi sehingga akan tergugah hatinya untuk sadar dan sukarela untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku dalam organisasi tersebut.

b. Command Discipline
Berbeda dengan jenis disiplin sebelumnya, disiplin ini tumbuh sebab paksaan, perintah, dan eksekusi serta kekuasaan. Kaprikornus disiplin ini tumbuh tanpa adanya rasa nrimo dan sadar dari dalam individu seseorang akan tetapi tumbuh sebab adanya bahaya dari pihak lainnya. Setiap organisasi menginginkan kedisiplinan yang tumbuh dari diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran serta rasa ikhlas, sebab kedisiplinan yang tumbuh dari diri sendiri akan lebih baik dari pada disiplin yang tumbuh dengan paksaan.

Disiplin yang tumbuh dari diri sendiri tidak memerlukan sebuah pengawasan yang terlalu ketat daripada disiplin yang tumbuh sebab paksaan, sebab apabila tidak diawasi setiap waktu dan kawasan tentunya seseorang tersebut akan mencari celah biar tidak berdisiplin. Akan tetapi sanggup kita lihat sendiri bahwa dalam sebuah organisasi kebanyakan disiplin tumbuh sebab adanya sebuah paksaan dari luar.

Maka dari itu perlu dilaksanakan acara pendisiplinan yang meliputi disiplin preventif serta disiplin korektif. Disiplin preventif merupakan acara yang dilakukan dengan tujuan untuk mendorong biar anggota secara sadar menaati semua standar dan hukum yang ada dalam organisasi sehingga segala bentuk penyelewengan atau pelanggaran sanggup sedini mungkin untuk dicegah.

Hal yang utama dalam hal ini yaitu tumbuhnya self discipline pada diri setiap anggota tanpa terkecuali. Disiplin korektif merupakan acara yang diambil untuk menangani pelanggaran yang telah terjadi terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut. Kegitan dalam disiplin korektif sanggup berupa dukungan eksekusi atau tindakan pendisiplinan pada anggota yang melanggar peraturan. Bentuk pendisiplinan yang diberikan harus bersifat kasatmata dan tidak menciptakan anggota organisasi merasa terkekang dan kehilangan gairah untuk menuntaskan pekerjaanya serta bersifat mendidik dan sanggup mengoreksi kekeliruan biar kedepan tidak terulang lagi kesalahan yang sama.

Pada sebuah organisasi, disiplin kerja sanggup dikatakan baik apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Para anggota tiba sempurna pada waktunya, tertib, dan teratur.
b. Memakai pakaian yang rapi sesuai dengan ketentuan organisasi tersebut.
c. Mampu memanfaatkan dan memakai peralatan secara baik sesuai dengan kegunaannya.
d. Menghasilkan pekerjaan yang memuaskan dan bermanfaat bagi organisasi.
e. Mengikuti cara kerja yang telah menjadi ketentuan organisasi.
f. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas segala hal yang telah dilakukan.

 Pada proses pendisiplinan anggota sebuah organisasi, seorang pemimpin harus mengetahui beberapa prinsip dalam pendisiplinan, antara lain:

  1. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi Menghindari menegur anggota yang melanggar disiplin di depan anggota yang lainnya biar yang bersangkutan tidak merasa aib dan sakit hati.
  2. Pendisiplinan harus bersifat membangun Menunjukkan jalan keluar bagi permasalahan yang dilakukan oleh anggota yang diberikan tindakan disiplin yang bersifat membangun, sehingga yang bersangkutan tidak merasa gundah dan mengulangi kesalah yang sama untuk kedua kalinya.
  3. Pendisiplinan sanggup dilakukan secara pribadi dan segera Tindakan pendisiplinan dilakukan dengan segera sehabis terbukti anggota tersebut telah melaksanakan kesalahan, sehingga kesalahan yang terjadi tidak berlanjut terus-menerus.
  4. Keadilan dalam pendisiplinan Bersikap adil dalam tindakan pendisiplinan kepada anggota yang melaksanakan kesalahan. Semua anggota yang bersalah harus mendapat eksekusi tanpa pilih kasih antara yang satu dengan yang lainnya.
  5. Tidak dilakukan dikala anggota bolos Pendisiplinan harus dilakukan di depan anggota yang bersangkutan secara langsung, biar tahu jikalau ia telah melaksanakan kesalahan.
  6. Sikap masuk akal sehabis pendisiplinan Setelah proses pendisiplinan hendaknya perilaku pimpinan kembali ibarat biasanya, tidak ada rasa dendam atau yang lainnya biar pekerjaan sanggup kembali terselesaikan sesuai dengan yang diinginkan.

Posting Komentar untuk "Jenis-Jenis Disiplin"