Perkembangan Kognitif Anak 4-5 Tahun
Jejak Pendidikan- Perkembangan kognitif pada anak haruslah mendapat perhatian lantaran perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan anak dalam berpikir. Menurut Piaget (dalam Paul Suparno, 2001: 51) ajaran simbolis merupakan ajaran dengan memakai simbol dan berkembang dikala anak suka menirukan sesuatu. Sedangkan ajaran intuitif berdasarkan Paul Suparno (2001: 62) merupakan presepsi pribadi tanpa dipikir dan dinalar terlebih dahulu. Ketika anak berpikir inuitif, anak hanya melihat pada satu sisi saja tidak memikirkan aspek lain. Pemikiran anak yang mulai berpikir simbolik dan intuitif merupakan tahap perkembangan pra-operasional. Tahap pra-oprasional berdasarkan Paul Suparno (2001: 49) dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menjelaskan suatu objek yang tidak ada.
Masa perkembangan pra-operasional pada anak merupakan masa perubahan atau jembatan menuju masa operasional konkret. Pendidik maupun orang renta haruslah mengerti dan memahami perkembangan anak pada masa ini lantaran masa ini merupakan masa dimana anak mulai siap untuk berguru lebih banyak lagi. Menurut Siti Partini Suardiman (2003: 5-6) ada beberapa ciri perkembangan anak pada tahap pra-operasional yaitu adanya ekspansi bahasa, berpusat penguasan tanda atau simbol dalam suatu benda, bersifat egosentris, anak mulai berguru nama-nama benda, menggolongkan, dan menyempurnakan indera.
Sedangkan berdasarkan Paul Suparno (2001: 62-67) terdapat beberapa ciri perkembangan ajaran anak 4-5 tahun yaitu:
a. Pemikiran egosentris
Anak belum sanggup melihat pandangan orang lain. Anak menganggap bahwa apa yang ia pikirkan yaitu benar.
b. Adaptasi yang tidak disertai citra yang akurat
Anak belum bisa untuk mengingat isu secara menyeluruh. Menurut Piaget dan Inhelder (dalam Paul Suparno, 2001: 63) bahwa anak mempunyai banyak ingatan dan pengalaman namun belum sanggup menyajikannya secara terstruktur.
c. Reversibilitas belum terbentuk
Menurut Paul Suparno (2001: 64) bahwa bila ajaran orang sudah reversibel maka ia sanggup mengikuti garis ajaran kembali ke permulaan. Anak pra-operasional belum terbentuk secara lengkap.
d. Pengertian kekekalan belum lengkap
Kekekalan merupakan konsep jumlah suatu benda tetap sama meskipun ada perubahan dalam unsur-unsurnya (Paul Suparno, 2001: 65). Pada pra operasional nyata anak belum lengkap dalam kekekalan ini.
e. Klasifikasi figuratif
Anak bisa untuk mengklasifikasikan dan menyusun berdasarkan pengetahuan figuratif. Namun masih belum bisa mengklasifikasikan kesamaan dan perbedaan.
f. Relasi ordinal atau serial
Anak masih kebingungan untuk menyusun suatu hal. Misalnya anak masih terdapat kesalahan bila menyusun tongkat sesuai ketinggian.
g. Kausalitas
Anak mulai menyadari konsep sebab-akibat. Anak juga mulai menanyakan wacana dirinya dan lingkungannya meskipun belum menangkap seluruhnya.
Menutut beberapa jago diatas anak umur 4-5 tahun berada pada tahap pra-operasional dan belum sanggup berpikir secara logis. Pemikiran anak masih sederhana dan belum berpikir kompleks lantaran masih melihat sesuatu dengan satu sisi tanpa mempertimbangkan aspek lain.
Masa perkembangan pra-operasional pada anak merupakan masa perubahan atau jembatan menuju masa operasional konkret. Pendidik maupun orang renta haruslah mengerti dan memahami perkembangan anak pada masa ini lantaran masa ini merupakan masa dimana anak mulai siap untuk berguru lebih banyak lagi. Menurut Siti Partini Suardiman (2003: 5-6) ada beberapa ciri perkembangan anak pada tahap pra-operasional yaitu adanya ekspansi bahasa, berpusat penguasan tanda atau simbol dalam suatu benda, bersifat egosentris, anak mulai berguru nama-nama benda, menggolongkan, dan menyempurnakan indera.
Sedangkan berdasarkan Paul Suparno (2001: 62-67) terdapat beberapa ciri perkembangan ajaran anak 4-5 tahun yaitu:
a. Pemikiran egosentris
Anak belum sanggup melihat pandangan orang lain. Anak menganggap bahwa apa yang ia pikirkan yaitu benar.
b. Adaptasi yang tidak disertai citra yang akurat
Anak belum bisa untuk mengingat isu secara menyeluruh. Menurut Piaget dan Inhelder (dalam Paul Suparno, 2001: 63) bahwa anak mempunyai banyak ingatan dan pengalaman namun belum sanggup menyajikannya secara terstruktur.
c. Reversibilitas belum terbentuk
Menurut Paul Suparno (2001: 64) bahwa bila ajaran orang sudah reversibel maka ia sanggup mengikuti garis ajaran kembali ke permulaan. Anak pra-operasional belum terbentuk secara lengkap.
d. Pengertian kekekalan belum lengkap
Kekekalan merupakan konsep jumlah suatu benda tetap sama meskipun ada perubahan dalam unsur-unsurnya (Paul Suparno, 2001: 65). Pada pra operasional nyata anak belum lengkap dalam kekekalan ini.
e. Klasifikasi figuratif
Anak bisa untuk mengklasifikasikan dan menyusun berdasarkan pengetahuan figuratif. Namun masih belum bisa mengklasifikasikan kesamaan dan perbedaan.
f. Relasi ordinal atau serial
Anak masih kebingungan untuk menyusun suatu hal. Misalnya anak masih terdapat kesalahan bila menyusun tongkat sesuai ketinggian.
g. Kausalitas
Anak mulai menyadari konsep sebab-akibat. Anak juga mulai menanyakan wacana dirinya dan lingkungannya meskipun belum menangkap seluruhnya.
Menutut beberapa jago diatas anak umur 4-5 tahun berada pada tahap pra-operasional dan belum sanggup berpikir secara logis. Pemikiran anak masih sederhana dan belum berpikir kompleks lantaran masih melihat sesuatu dengan satu sisi tanpa mempertimbangkan aspek lain.
Posting Komentar untuk "Perkembangan Kognitif Anak 4-5 Tahun"