Kontekstual Pendidikan Kurun Al-Makmun Dengan Masa Sekarang
Jejak Pendidikan- pendidikan Islam kini sudah jauh tertinggal dengan pendidikan negara Barat, padahal jikalau kita lihat dahulunya tepatnya pada masa kepemimpinan khalifah al-Ma’mun dimana pada masa itu banyak sekali buku berhasil di alih bahasakan ke dalam bahasa Arab, tujuan dari al-Ma’mun pada masa itu hanyalah demi masyarakat supaya mereka sanggup mempelajari banyak sekali ilmu sehingga semua orang mengetahui bahwa pada masa kepemimpinan beliaulah pendidikan menjamur dan tokoh-tokoh banyak sekali ilmupun lahir.
Kehidupan masyarakat di waktu itu selalu mengutamakan pendidikan banyak sekali cara juga masyarakat ikut berpartisipasi untuk membantu dengan suka rela demi terbentuknya pendidikan untuk generasi penerus, sehingga tidak jarang didapatkan banyak para orang-orang kaya yang membantu bawah umur yatim dan miskin dalam hal menuntut ilmu.
Juga mereka ikut berperan dalam mendirikan tempat-tempat menuntut ilmu. Berbeda dengan sampaumur ini orang-orang kaya hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri, bahkan mereka takut membantu sebagaimana yang terjadi pada masa kepemimpinan khalifah al-Ma’mun.
Para orang kaya kini yang dihantui dengan sifat tamak akan harta dan akan takut kefakiran dengan alasannya yaitu membantu para pelajar yang membutuhkan dukungan mereka, semua ini didasari lantaran tidak adanya dasar pemahaman agama yang tertanam dalam jiwa mereka. Hal ini merupakan yang menjadi salah satu dari akhir merosotnya pendidikan Islam sekarang.
Pendidikan kini jikalau kita lihat terdapat sedikit perbedaan dengan al-Ma’mun, pada masa khalifah al-Ma’mun, pemimpin negara sangat gemar dan suka dalam mempelajari banyak sekali ilmu pendidikan sehingga banyak sekali problema dalam memajukan pendidikan menerima jalan keluar. Namun, pemimpin kini jikalau kita lihat keperdulian terhadap al-Ma’mun. Pemimpin kini hanya menyuruh kepada sekelompok orang tertentu untuk memikirkan kemajuan pendidikan menyerupai memerintahkan kepada Kementerian Pendidikan untuk membuatkan pendidikan yang kadang-kadang kurang efesiennya peraturan yang telah diterapkan.
Dalam menetapkan sebuah sistem atau kurikulum pembelajaran antara satu tempat dengan tempat lain kadang-kadang tidak menghasilkan hasil yang sama, hal ini juga disebabkan kurang memadainya kemudahan yang tersedia, contohnya antara tempat pembelajaran yang berada di tempat kota dengan tempat yang terpencil. Kaprikornus kelengkapan kemudahan juga sangan mendukung proses pembelajaran bagi penerima didik dan pendidik.
Selain dari fasilitas, sifat kefanatikan masyarakat kini dengan budaya juga sangat terpengaruh, sejarah menunjukan Peristiwa Restorasi Meiji 1868 yaitu sejarah agung insan Jepang sehabis carut marut politik itu. Restorasi Meiji menjadi sejarah besar yang pengaruhnya begitu abadi bagi bangsa Jepang sampai ketika ini.
Peristiwa Restorasi Meiji 1868 yaitu sejarah agung insan Jepang sehabis carut marut politik itu. Restorasi Meiji menjadi sejarah besar yang pengaruhnya begitu abadi bagi bangsa Jepang sampai ketika ini. Hal yang terpenting dari restorasi ini yaitu akumulasi dibidang pendidikan, yaitu mengubah sistem pendidikan dari tradisional menjadi modern, dengan cara mengadopsi sistem Jerman, kegiatan wajib belajar, mengirim mahasiswa Jepang untuk mencar ilmu ke luar negeri (ke Francis dan Jerman), dan meningkatkan anggaran sektor pendidikan secara drastis.
Sehingga hanya dalam kurun waktu 30 tahun negara jepang sudah menghasilkan anak bangsa yang sangat cerdas bahkan mengalihkan mata dunia lantaran jepang bisa bangkin dan berjaya serta mensejajarkan diri dengan Amerika Serikat yang jauh hari sudah maju.
Berbeda dengan kita kini yang memelihara kefanatikan budaya khususnya dubidang pendidikan, bahkan begitu banyak orang dikalangan kita yang bahwasanya bisa untuk menerjemahkan banyak sekali ilmu pendidikan kedalam bahasa kita, contohnya mereka yang bisa menerjemahkan bahasa Arab, seandainya mereka bersedia untuk menerjemahkan ilmu-ilmu yang telah di tulis oleh Hunain Ibn Ishaq, Imam Ahmad, Ibnu Hayyan, al-Khawarizmi dan masih banyak lagi, sungguh sangat memudahkan bagi mereka yang menuntun ilmu, contohnya mereka yang menimba ilmu dibidang Kimia jadi sangat membantu dan memudahkan mereka dalam menuntaskan studi mereka yang sangat besar lengan berkuasa dalam mewarnai dunia pendidikan.
Terdapat keunikan pada masa al-Ma’mun dalam memajukan pendidikan yaitu dengan cara mendirikan perpustakaan di setipa persimpangan dan ditempat-tempat keramian sehingga masyarakat pada waktu itu gampang dalam menimba ilmu dan juga di setiap pustaka terdapat seorang guru yang akan menjelaskan perihal dilema yang setelah dibaca namun tidak sanggup memahaminya. Sangat jauh berbeda dengan masa kini yang menjamur hanyalah toko-toko yang kurang berperan dalam memajukan pendidikan.
Selain dari itu, Sifat kefanatikan terhadap guru juga sangat berpengaruh, dalam mempelajari sebuah ilmu penegtahuan jikalau tidak diizinkan oleh guru maka ia tidak akan mengkajinya, berbeda dengan masa al-Ma’mun yaitu setiap orang boleh saja mengeluarkan pendapat dalam sebuah dilema untuk menghasilkan sebuah hukum menurut Nash dan acuan yang kuat. Majlis al-Munazarah merupakan tempat lahirnya banyak sekali hukum, bahkan seorang murid bisa membantah gurunya dalam sebuah keputusan dan melahirkan hukum yang baru, hal ini terang terlihat antara Imam Syafi’i dengan Imam Ahmad.
Berbeda dengan sampaumur ini dimana seorang murid sangat mendapatkan semua kepeutusan dari seorang guru sehingga berakibat pada fakumnya dunia pendidikan Islam.
Proses pembelajaran yang patut untuk kita contohi dari kepemimpinan al-Ma’mun ialah dengan cara tidak memberi batas waktu kepada murid dalam mempelajari sebuah pelajaran lain halnya dengan al-Ma’mun dalam mengasah kemampuan murid, sang guru menyediakan tempat perdebatan kepada murid sehingga dengan melihat murid berdebat maka guru bisa mengetahui kemampuan muridnya perihal bahan yang telah dipelajari. Bahkan untuk menerima ijazah dari sang guru, maka murid akan dites pribadi secara mulut oleh sang guru sehingga juga sanggup terlihat pribadi kemampuan si murid.
Posting Komentar untuk "Kontekstual Pendidikan Kurun Al-Makmun Dengan Masa Sekarang"