Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kemunduran Dan Kejatuhan Turki Usmani

- KEMUNDURAN DAN KEJATUHAN TURKI USMANI
Kerajaan Turki Usmani banyak berjasa terutama dalam ekspansi wilayah kekuasaan Islam ke b  KEMUNDURAN DAN KEJATUHAN TURKI USMANIKerajaan Turki Usmani banyak berjasa terutama dalam ekspansi wilayah kekuasaan Islam ke benua Eropa. Ekspansi kerajaan Turki Usmani untuk pertama kalinya lebih ditujukan ke Eropa Timur yang belum masuk dalam wilayah kekuasaan dan agama Islam. Akan tetapi, lantaran dalam bidang peradaban dan kebudayaan (kecuali dalam hal-hal yang bersifat fisik) berkembangnya jauh berada di bawah kemajuan politik. Sehingga bukan saja negeri-negeri yang sudah ditaklukkan jadinya melepaskan diri dari kekuasaan pusat, tetapi masyarakatnya juga tidak banyak lagi yang memeluk agama Islam.
Proses kemunduran sampai kejatuhan kerajaan Turki Usmani berlangsung sangat usang kurang lebih tiga abad, yakni mulai berakhirnya masa Sulaiman II al-Qanuni (1520 M) sampai masa kejatuhannya (1924 M).
Kemajuan-kemajuan Eropa dalam teknologi militer dan industri perang menciptakan kerajaan Usmani menjadi kecil di hadapan Eropa. Akan tetapi, nama besar Turki Usmani masih menciptakan Eropa barat segan untuk menyerang atau mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Turki Usmani. Namun, kekalahan besar Turki Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun 1683 M membuka mata barat bahwa Turki Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah kerajaan Turki Usmani menerima serangan-serangan besar dari barat.
Sejak kekalahan dalam pertempuran di Wina, Turki Usmani juga menyadari akan kemundurannya dan kemajuan barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai dilakukan dengan cara mengirim duta-duta ke negara-negara Eropa terutama Prancis untuk mempelajari suasana kemajuan di sana dari dekat. Seperti kemajuan teknik, organisasi angkatan perang modern, dan kemajuan lembaga-lembaga sosial lainnya. Hal itu mendorong Sultan Ahmad III (1703 M) untuk memulai pembaharuan di kerajaannya. Sebagai bentuk faktual pada masa kekuasaannya didatangkan ahli-ahli militer dari Eropa untuk tujuan pembaharuan militer dalam kerajaan Turki Usmani. Pada tahun 1734 M untuk pertama kalinya Sekolah Teknik Militer dibuka.
Usaha pembaharuan dilakukan tidak terbatas dalam bidang militer saja. Dalam bidang-bidang yang lain juga dilaksanakan pembaharuan. Seperti pembukaan percetakan di Istambul pada tahun 1727 M, untuk kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan. Demikian juga gerakan penerjemahan buku-buku Eropa ke dalam bahasa Turki.
Meskipun demikian, usaha-usaha pembaharuan itu bukan saja gagal menahan kemunduran kerajaan Turki Usmani yang terus mengalami kemerosotan, tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan. Penyebab kegagalan itu terutama ialah kelemahan raja-raja Turki Usmani lantaran wewenangnya sudah mulai menurun. Di samping itu, keuangan negara yang terus mengalami kebangkrutan sehingga tidak bisa menunjang usaha pembaharuan. Faktor terpenting lainnya yaitu lantaran ulama’ dan tentara Jenissary yang semenjak era 17 M menguasai suasana politik kerajaan Turki Usmani menolak usaha pembaharuan itu. Dengan demikian, kerajaan Turki Usmani terus saja mendekati jurang kehancurannya, sementara Barat yang menjadi ancamannya semakin besar.
Usaha Turki Usmani gres mengalami kemajuan sehabis penghalang utama, yaitu tentara Jenissary dibubarkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826 M. Struktur kekuasaan kerajaan dirombak, lembaga-lembaga pendidikan modern didirikan, buku-buku barat diterjemahkan ke dalam bahasa Turki, siswa-siswi berbakat dikirim ke Eropa untuk belajar, dan yang terpenting sekali ialah sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan kemiliteran didirikan. Bidang militer inilah yang utama dan pertama menerima perhatian. Akan tetapi, meski banyak mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaharuan tetap tidak berhasil menghentikan gerak maju barat ke dunia Islam di era ke 19 M. Selama era ke 18 M barat menyerang ujung garis medan pertempuran Islam di Eropa Timur, wilayah kekuasaan kerajaan Turki Usmani. Akhir dari serangan-serangan itu ialah ditandatanganinya perjanjian San Stefano (Maret 1878 M) dan perjanjian Berlin (Juni-Juli 1878 M) antara kerajaan Turki Usmani dan Rusia. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Turki di Eropa. Sementara kebanyakan tempat berpenduduk lebih banyak didominasi Muslim di Timur Tengah pada era berikutnya mulai diduduki bangsa Eropa.
Di samping itu, gerakan pembaharuan justru mengancam kekuasaan para Sultan yang absolut, lantaran para pejuang Turki Usmani melihat bahwa kelemahan Turki terletak pada keabsolutan Sultan itu. Mereka ingin membatasi kekuasaan Sultan dengan membentuk konstitusi, sehingga lahir gerakan tanzimat, Usmani Muda, Turki Muda, dan partai persatuan dan kemajuan.
Ketika perang Dunia I meletus, Turki Usmani bergabung dengan Jerman dan kemudian mengalami kekalahan. Akibatnya kekuasaan Turki Usmani semakin ambruk. Partai persatuan dan kemajuan memberontak kepada sultan dan sanggup menghapuskan kekhalifahan Usmani pada tahun 1922 M, kemudian membentuk Turki Modern pada tahun 1924 M. Dengan demikian, kesatuan politik dalam kerajaan Turki Usmani semenjak bergeloranya gerakan pembaharuan justru tidak stabil. Terutama lantaran para sultan tidak bisa mengakomodasi fatwa yang berkembang di kalangan pemimpin bangsanya. Terkecuali itu, peperangan-peperangan melawan barat di Eropa Timur terus berkecamuk, memakan, dan menguras tenaga serta berakhir dengan kekalahan di pihak Turki Usmani.
Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah di Asia dan Afrika yang sebelumnya dikuasai Turki Usmani, melepaskan diri dari Konstantinopel.
Selain itu, periode kemunduran Turki Usmani di mulai dikala terjadinya perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699 M) antara Turki Usmani Australia, Rusia, Polandia, Vanesia, dan Inggris. Yang mana isi perjanjian tersebut diantaranya ialah Australia dan Turki Usmani terikat perjanjian selama 25 tahun dan menyampaikan seluruh Honigaria (merupakan wilayah kekuasaan Turki Usmani) kecuali Traslvonia dan kota barat diserahkan sepenuhnya pada Australia. Sementara wilayah Camanik dan Podolia diserahkan kepada Polandia. Sedangkan Rusia memperoleh wilayah-wilayah di sekitar Laut Azov. Sementara itu, Venesia dengan diserahkannya Athena kepada Turki Usmani menjadi penguasa di seluruh Valmartia dan Maria. Dengan demikian perjanjian Carltouiz ini melumpuhkan Turki Usmani, sehingga menjadi negara yang kecil.
Kerajaan Turki Usmani berakhir dengan berdirinya Republik Turki pada tahun 1923 M presiden yang diangkat ialah Musthafa Kemal At-Tatuk. Kemunduran kerajaan Turki Usmani diantaranya ditandai dengan beberapa hal, sebagai berikut:
A.                Melemahnya semangat prajurit Turki Usmani sampai mengakibatkan aneka macam serangan yang dilancarkan musuh untuk merebut wilayah kekuasaan Turki Usmani. Misalnya, pasukan Turki Usmani menderita kekalahan dari serangan pasukan campuran armada Spanyol, Bandulia, dan armada Sri Paus pada tahun 1663 M.
B.                 Dengan menyadari akan kelemahan-kelemahan Turki Usmani, mulailah sebagian wilayah di timur mengadakan pemberontakan untuk melepaskan diri dari kekhilafahan Usmani. Misal, di Mesir Yenissary bersekutu dengan dinasti Mamalik melancarkan pemberontakan, dan semenjak 1772 M dinasti Mamalik berhasil menguasai Mesir sampai datangnya Napoleon pada 1789 M.
Adapun kemunduran Turki Usmani tersebut di atas disebabkan oleh beberapa factor sebagai berikut:
1. Luasnya wilayah kekuasaan Turki Usmani yang jadinya tidak bisa dikendalikan dari pusat, lantaran sistem pemerintahan tidak lagi efektif menyerupai masa-masa sebelumnya.
2. Pemberontakan berkali-kali yang dilakukan oleh pasukan Jenissary.
3. Penguasa yang tidak cakap sehabis khalifah Sulaiman II al-Qanuni, menimbulkan perselisihan dan pembunuhan di lingkungan istana.
4. Akibat kekalahan yang diderita Turki Usmani dalam sejumlah peperangan menjadikan perekonomian semakin terpuruk dari waktu ke waktu.
5. Ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan perkembangan militer tidak terlalu berkembang.
6. Tumbuhnya gerakan Nasionalisme.
Meski pada jadinya Turki Usmani jatuh, akan tetapi yang terang telah banyak memperlihatkan santunan kepada dunia termasuk usaha Islam. Turki Usmani merupakan kekhilafahan Islam yang paling berhasil menjaga politik Islam dan paling bertahan dari serangan peradaban Barat ke dunia Islam. Di kalangan negara-negara Eropa kekuatan Islam pernah dikenal dan disegani lantaran andil Turki Usmani di masa kejayaannya.

Posting Komentar untuk "Kemunduran Dan Kejatuhan Turki Usmani"