Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Self Control (Control Diri)

Jejak Pendidikan- Dalam pandangan Zakiyah drajat, bahwa orang yang sehat mentalnya akan sanggup menunda sementara akan pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat mengendalikan diri dari keinginan-keinginan yang sanggup menyebabkan kerugian bagi dirinya. Dalam pengertian yang lebih umum Pengendalian diri lebih menekankan pada pilihan tindakan yang akan memperlihatkan manfaat dan keuntungan yang lebih luas, tidak melaksanakan perbuatan yang akan merugikan dirinya dimasa sekarang maupun masa yang akan tiba dengan cara menunda kepuasan sesaat.

Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang sanggup membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri mengandung arti mengatur sendiri tingkah laris yang dimiliki. Menurut Ghufron kontrol diri merupakan suatu acara pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah laris mengandung makna melaksanakan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak.

Sedangkan Carlson juga mengartikan kontrol diri sebagai kemampuan seseorang dalam merespon suatu situasi. Situasi disini menyangkut hal yang sangat luas insiden dan segala hal yang akan ditimbulkan oleh peristiwa tersebut. dalam artian, orang yang mempun yai kontrol diri bisa mengantisipasi, menafsirkan dan mengambil keputusan terkait insiden itu.

Dalam kamus psikologi disebutkan, definisi kontrol diri atau self control adalah kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah lakunya sendiri dan kemampuan untuk menekan atau menghambat dorongan yang ada. Self-control merupakan satu potensi yang sanggup dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan di sekitarnya, para andal berpendapat bahwa self-control sanggup dipakai sebagai suatu intervensi yang bersifat preventif selain sanggup mereduksi efek-efek psikologis yang negatif dari stresor-stresor lingkungan. Intinya self-control merupakan suatu kecakapan atau kemampuan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melaksanakan sosialisasi.

Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor sikap sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melaksanakan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah sikap biar sesuai bagi orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain dan menutup perasaannya. Seseorang ketika melaksanakan korelasi sosial dengan orang lain, maka untuk menjaga kelancaran korelasi tersebut antara indiviu dalam korelasi tersebut harus mengontrol diri biar bisa tambil menyenangkan dan tidak menyinggung orang lain. Orang yang tidak mempunyai kontrol diri yang baik sering kali melukai perasaan lawan bicara. 

Oleh sebab itulah Calhoun dan Acocella mengemukakan dua alasan yang mengharuskan individu mengontrol diri secara terus-menerus. Pertama, individu hidup bersama kelompok sehingga dalam memuaskan keinginannya individu harus mengontrol perilakunya agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk secara konstan menyusun standar yang lebih bai dirinya.

Ketika berusaha memenuhi tuntutan, dibuatkan pengontrolan diri biar dalam proses pencapaian standar tersebut individu tidak melaksanakan hal-hal yang menyimpang. Kontrol diri berkaitan akrab dengan kontrol emosi individu. Hal itu sesuai dengan pendapat Hurlock bahwa kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan dorongan yang terdapat dalam dirinya. Lebih lanjut Hurlock mengemukakan tiga kriteria emosi yang dilakukan individu untuk mengarahkan kearah yang lebih baik yaitu sebagai berikut:
  1. Dapat melaksanakan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial
  2. Dapat memahami seberapa banyak kontrol yang diharapkan untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan keinginan masyarakat.
  3. Dapat menilai situasi secara kritis sebelum merespon dan memutuskan cara beraksi terhadap situasi tersebut.


Berdasarkan beberapa pengertian dan klarifikasi perihal kontrol diri diatas, sanggup ditarik kesimpulan bahwa kontrol diri merupakan suatu usaha dalam mengendalikan sikap dan merespon atau memutuskan sesuatu tindakan dengan mempertimbangkan segala dampak atau konsekuensi yang akan terjadi.

Peran self-control menjadi sanggat penting sebab self-control berperan penting dalam korelasi seseorang dengan orang lain (interaksi sosial), hal ini dikarenakan kia senantiasa hidup dalam kelompok atau masyarakat dan tak bisa hidup sendirian, sebab pada hakikatnya manusia diciptakan untuk saling berinteraksi dan berafiliasi karna manusia merupakan makhluk sosial yang tak bisa hidup secara individualis, kemudian selfcontrol memiliki tugas dalam memperlihatkan siapa diri kita (nilai diri).

Terkadang seseorang memperlihatkan evaluasi dari apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan self-control merupakan salah satu aspek penting dalam mengelola dan mengendalikan sikap kita, kalau kita mampu mengendalikan diri kita dengan tidak melaksanakan hal-hal yang dipandang negatif maka evaluasi orang pun juga akan konkret kepada kita, begitu pula sebaliknya. self-control juga berperan dalam pencapaian tujuan pribadi.

Self-control dipercaya sanggup membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidup seseorang hal ini dikarenakan bahwa seseorang yang mampu menahan diri dari perbuatan yang sanggup merugikan diri sendiri maupun orang lain akan gampang fokus terhadap tujuan- tujuan yang ingin dicapai, mampu memilih tindakan yang memberi manfaat, memperlihatkan kematangan emosi dan tidak gampang terpengaruh terhadap kebutuhan atau kepentingan yang menimbulkan kesenangan sesaat, bila hal ini terjadi pasti seseorang akan lebih gampang untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya.

Dengan menyebarkan kemampuan self-control sebaik-baiknya, maka kita akan sanggup menjadi pribadi yang efektif, hidup lebih konstruktif, dapat menyusun tindakan yang berdimensi jangka panjang, bisa menerima diri sendiri dan diterima oleh masyarakat luas. Kemampuan self-control menjadi sangat berarti untuk meminimalkan sikap jelek yang selama ini banyak dijumpai di dalam kehidupan bermasyarakat.

Memilih untuk menjalani hidup dengan pengendalian diri dan penuntunan diri menjadi inti dari perasaan senang. Pengendalian diri dapat terwujud dari proses pengamatan pada orang lain, kalau teladan-teladan yang diamati berlaku Agamis dan menyenangkan, maka orang yang mengamati pun juga akan termotivasi dan mengikuti perilaku-perilaku konkret tersebut. Pada dasarnya sumber terjadi atau terwujudnya self-control dalam diri seseorang ada dua yaitu sumber internal (dalam diri), dan eksternal (luar diri). Dapat diamati dari mana individu tersebut mencari sumber maupun standar atau aliran atas tindakan yang dilakukan.

Adapun Self-Control mempunyai beberapa ciri yang sanggup tercermin dari perilaku yang muncul dalam setiap individu itu sendiri, yang sanggup pula dibagi menjadi beberapa dimensi atau wilayah dari ciri-ciri tersebut. Menurut Prijosaksono, kontrol diri mempunyai dua dimensi yaitu mengendalikan emosi dan disiplin. Mengendalikan emosi berarti kita mampu mengenali atau memahami serta mengelola emosi kita. Sedangkan kedisiplinan yaitu melaksanakan hal-hal yang harus kita lakukan secara ajeg dan teratur dalam upaya mencapai tujuan atau sasaran kita.

Averill dalam Winda, ciri-ciri kontrol diri mengacu pada ciri-ciri control personal yaitu; kemampuan mengontrol sikap dan stimulus, kemampuan menafsirkan dan mengantisipasi insiden serta kemampuan mengontrol keputusannya. Orang yang masuk pada kategori mempunyai kontrol diri tinggi ketika ia bisa mengontrol ketiga varian itu. Sedangkan orang mempunyai system kontrol diri yang rendah ketika orang itu tidak bias mengontrol sikap dan stimulusnya, tidak bisa menafsirkan dan mengantisipasi insiden serta tidak bisa mengontrol dirinya dalam membuat keputusan. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menjelaskan ciri-ciri control diri sebagai berikut:
  1. Kemampuan mengontrol perilaku, yaitu kemampuan untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi.
  2. Kemampuan mengontrol stimulus, yaitu kemampuan untuk menghadapi stimulus yang tidak diinginkan dengan cara mencegah atau menjauhi. sebagian dari stimulus, menempatkan batas waktu tenggang diantara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum berakhir, dan membatasi intensitas stimulus.
  3. Kemampuan mengantisipasi peristiwa, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi keadaan melalui banyak sekali pertimbangan secara relative obyektif.
  4. Kemampuan menafsirkan insiden yaitu kemampuan untuk menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau insiden dengan cara memperhatik an segi-segi konkret secara subyektif. Kemampuan mengambil keputusan, yaitu kemampuan untuk menentukan suatu tindakan menurut pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.



Rujukan:
  1. Zakiyah Drajat, kesehatan mental, Mas Agung, Jakarta, 1989.
  2. Kartini Kartono dan Dali Gulo Kamus Psikologi, (Bandung: Pionir Jaya, 1987).
  3. Ghufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi...
  4. Winda Kartika Dewi, Hubungan Kontrol Diri Wanita Berjilbab dengan Kebutuhan InteraksiHeteroseksual, (Skripsi Fak.Psikologi Untag Surabaya, 2001 

Posting Komentar untuk "Pengertian Self Control (Control Diri)"