Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Prestasi Mencar Ilmu Akseptor Didik

Jejak PendidikanKata "prestasi" berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi "prestasi" yang berarti "hasil usaha". Prestasi berdasarkan arti kamus yakni hasil karya yang dicapai. WJS Poewadarminta berpendapat, bahwa prestasi yakni hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

Sedangkan berdasarkan Mas’ud Khasan Abdul Qohar, prestasi yakni apa yang telah sanggup diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sementara Nasrun Harahap dan kawan-kawan, menunjukkan batasan, bahwa prestasi yakni penilaian pendidikan perihal perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
 Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi  Pengertian Prestasi Belajar Peserta didik


Sedangkan belajar merupakan proses daripada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar insan melaksanakan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar bukan sekedar pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan bukan suatu hasil. Oleh sebab itu belajar eksklusif secara aktif dan integratif dengan memakai banyak sekali bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan. Dengan proses belajar seseorang akan mengalami perubahan dalam tingkah lakunya melalui interaksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya, sebagai hasil belajar yang dilakukannya.

Secara konseptual, prestasi belajar akseptor didik yakni hasil karya atau hasil belajar akseptor didik yang ditampilkan dalam bentuk adanya perubahan tingkah laris yang sesuai dengan rumusan dalam tujuan intruksional yang meliputi tiga aspek, antara lain :

a. Aspek Kognitif
Yaitu aspek penguasaan pengetahuan yang menekankan pada mengenal dan mengingat kembali materi yang telah diajarkan dan sanggup dipandang sebagai dasar atau landasan untuk membangun pengetahuan yang lebih kompleks dan abnormal dan juga merupakan kemampuan intelektual yang menekankan pada proses mental untuk mengorganisasikan materi yang telah diajarkan. Aspek kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkatan tersebut adalah:
  1. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut akseptor didik untuk bisa mengingat banyak sekali informasi yang telah diterima sebelumnya, contohnya fakta, rumus, seni administrasi problem solving dsb.
  2. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini akseptor didik diperlukan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah di dengar sendiri.
  3. Tingkat penerapan (application), penerapan ini merupakan kemampuan untuk memakai atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta memecahkan banyak sekali problem yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Tingkat analisis (analysis), analisis ini merupakan kemampuan mengidentifikasikan, memisahkan dan membedakan komponen atau elemen suatu fakta, konsep, hipotesa atau kesimpulan.
  5. Tingkat penilaian (evaluation), merupakan level tertinggi yang mengharapkan akseptor didik bisa menciptakan penilaian dan keputusan perihal nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan memakai kriteria tertentu.


b. Aspek afektif
Yaitu aspek yang bersangkut paut dengan sikap mental, ingin tau dan kesadaran akseptor didik dalam menjalani kehidupan atas dasar saling menghargai, saling pengertian, sanggup mengikuti keadaan serta bahagia terhadap segala bentuk kabajikan. Beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana hingga tingkat yang kompleks, diantaranya:
  1. Reciving (attending), yakni semacam kepekaan dalam mendapatkan rangsangan (stimulasi) dari luar yang tiba kepada akseptor didik dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
  2. Jawaban (Responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang tiba dari luar. Hal ini meliputi ketetapan reaksi, perasaan, kepuasaan dalam menjawab stimulus dari luar yang tiba kepada dirinya.
  3. Penilaian (Valuing), berkenaan dengan nilai dan iman terhadap tanda-tanda atau stimulus.
  4. Organisasi yakni pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk korelasi satu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimiliki.
  5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang, yakni menghipnotis referensi kepribadian dan tingkah lakunya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

c. Aspek psikomotor
Yaitu aspek yang berafiliasi dengan keterampilan yang lebih bersifat kongkrit atau wujud positif dalam aspek afektif contohnya dalam bentuk keterampilan ibadah, pengolahan dan pemanfaatan alam, pelestarian budaya dan lain-lain. Ada empat tingkatan keterampilan, yakni:
  1. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
  2. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
  3. Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
  4. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan yang kompleks


 Rujukan:
  1. S.Nasution, Sosiologi Pendidikan,Bandung: Jemmars, 1983.
  2. Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991
  3. Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kopetensi Guru Surabaya: Usaha Nasional, 1994.
  4.  Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
  5. ana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar-Mengajar Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
  6. Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam Jakarta: Bumi Aksara, 1981 .

Posting Komentar untuk "Pengertian Prestasi Mencar Ilmu Akseptor Didik"