Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Penciptaan Suasana Religius

Jejak Pendidikan- Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1996) dinyatakan bahwa religius berarti bersifat religi atau keagamaan, atau yang bersangkut paut dengan religi (keagamaan), penciptaan suasana religius berarti membuat suasana atau iklim kehidupan keagamaan.

Dalam konteks pendidikan di sekolah berarti penciptaan suasana atau iklim kehidupan keagamaan yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup yang bernafaskan atau dijiwai oleh pedoman dan nilai-nilai agama yang diwujudkan dalam perilaku hidup serta ketrampilan hidup oleh para warga sekolah dalam kehidupan mereka sehari-hari.

 dinyatakan bahwa religius berarti bersifat religi atau keagamaan Pengertian Penciptaan Suasana Religius
https://duniainformasisemasa326.blogspot.com//
Sedangkan konteks pendidikan agama ada yang bersifat vertikal dan horizontal. Yang vertikal berwujud kekerabatan insan atau warga sekolah dengan Allah swt. Penciptaan suasana religius yang bersifat vertikal sanggup diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan ritual, menyerupai shalat berjamaah, do’a bersama dikala akan dan telah meraih sukses tertentu, menegakan komitmen dan loyalitas terhadap moral force disekolah dan lain-lain. Yang horizontal berwujud kekerabatan antar insan atau antar warga sekolah, dan kekerabatan mereka dengan alam sekitarnya. 



Penciptaan suasana religius yang bersifat horizontal lebih mendudukan sekolah sebagai institusi sosial, yang kalau dilihat dari struktur kekerabatan antar manusianya, sanggup diklasifikasikan ke dalam tiga hubungan, yaitu: 

  • Hubungan antara atasan dan bawahan;
  • Hubungan profesional; dan
  • Hubungan sederajat atau suka rela.

Untuk membuat masing-masing kekerabatan semoga tercipta kerjasama yang serasi dan seimbang, maka dibutuhkan adanya pengertian dan saling menghormati. Pada tataran kekerabatan atasan bawahan perlu adanya kepatuhan dan loyalitas para guru dan tenaga kependidikan lainnya terhadap atasannya contohnya kepala sekolah.

Sedangkan kekerabatan profesional lebih memfokuskan pada penciptaan kekerabatan yang rasional, kritis, dinamis antar sesama guru dan pimpinannya untuk saling berdiskusi demi pengembangan akademik, yakni pengembangan dan peningkatan kualitas sekolah.

Adapun kekerabatan sederajat atau suka rela merupakan kekerabatan manusiawi antar sejawat, untuk saling membantu, mendo’akan, mengingatkan dan melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

Penciptaan suasana yang menyangkut ketiga kekerabatan tersebut di atas dengan lingkungan atau alam sekitarnya diwujudkan dalam bentuk membangun suasana atau iklim yang komitmen dalam menjaga dan memelihara aneka macam akomodasi atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah, serta menjaga dan memelihara kelestarian, kebersihan dan keindahan lingkungan hidup di sekolah.

Keberagamaan atau religiusitas lebih melihat aspek yang “di dalam lubuk hati nurani” langsung oleh alasannya ialah itu, intinya religiusitas mengatasi atau lebih dalam dari agama yang tampak formal. Yang dicari dan diharapkan untuk belum dewasa kita ialah bagaimana mereka sanggup tumbuh menjadi abdi-abdi Allah yang beragama baik, namun sekaligus orang mendalami cita rasa religiusitasnya, dan yang menyinarkan tenang murni alasannya ialah religiusnya, meskipun dalam bidang keagamaannya kurang patuh. Itu dibandingkan dengan orang yang andal keagamaannya, tetapi ternyata itu hanya kulit luarnya saja.

Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits dalam diri insan terdapat aneka macam macam fitrah antara lain ialah fitrah agama, fitrah suci, fitrah berakhlak, fitrah kebenaran, dan fitrah kasih sayang, penjelasannya sebagai berikut:

a. Fitrah Agama
Dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 172 dinyatakan futrah beragama sudah tertanam kedalam jiwa insan sejak dari alam arwah dahulu yaitu sewaktu ruh insan belum ditiupkan oleh Allah kedalam jasmaninya
dan (ingatlah) dikala tuhanmu mengeluarkan keturunan belum dewasa adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘bukankah saya ini’tuhanmua?’ mereka menjawab’betul (engkau yang kuasa kami), kami menjadi saksi’ (kami lakukan yang demikian itu) semoga di hari selesai zaman kau tidak menyampaikan ‘sesungguhnya kami (bani adam) ialah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan tuhan)” (QS. Al-A’raaf : 172).

b. Fitrah Suci
Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa yang membuat insan menjadi kotor ialah dosa. Hal ini sebagaimana firman Allah dalah surat Al-Mutaffifin ayat 14 yang artinya: “tidak, sekali-kali tidak bahkan kotor (tertutup) hati mereka alasannya ialah dosa-dosa yang mereka kerjakan”.
sekali-kali tidak (demikian), bekerjsama apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka” (QS Al-Muthaffifin: 14).
c. Fitrah Berakhlak
Ajaran islam menyatakan secara tegas sekali bahwa Nabi Muhammad Saw. Diutus oleh Allah kepada insan ialah untuk menyempurnakan moral atau budpekerti manusia. Dan tidaklah kami mengutus kau (Muhammad SAW) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 107).

d. Fitrah Kebenaran
Di dalam Al-Qur’an, Allah menyatakan bahwa insan mempunyai kemampuan untuk mengetahui kebenaran. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 26 yang artinya “ maka adapun orang-orang yang beriman, mereka mengetahui bahwa itu benar-benar dari yang kuasa mereka.

e. Fitrah Kasih Sayang
Di dalam Al-Qur’an, dijelaskan bahwa dari diri insan telah diberi Allah fitrah kasih sayang. Hal ini sebagaimana tercermin dalam firmannya surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya: 
dan beliau jadikan diantara kau percintaan dan kasih sayang”. Karena insan mempunyai fitrah kasih sayang, maka Allah memerintahkan kepada insan supaya saling berpesan dengan kasih sayang.

Dari pemaparan di atas sanggup diambil kesimpulan bahwa keberagamaan atau religiusitas lebih melihat aspek yang “di dalam lubuk hati nurani” pribadi, yang dicari dan diharapkan untuk belum dewasa kita ialah bagaimana mereka sanggup tumbuh menjadi abdi-abdi Allah yang beragama baik. Untuk membentuk hal tersebut, maka upaya kepala sekolah sangat dibutuhkan dalam membentuk suasana religi di sekolah.

Suasana religius yang diharapkan dalam aneka macam jenjang pendidikan ialah bagaimana belum dewasa sanggup tumbuh sebagai abdi-abdi Allah yang beragama baik, sekaligus mempunyai cita rasa religius yang mendalam, serta menyinarkan tenang murni alasannya ialah fitrah religiusnya.

Posting Komentar untuk "Pengertian Penciptaan Suasana Religius"