Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemanfaatan Sumber Berguru Pendidikan Agama Islam (Pai)

Jejak Pendidikan- Implementasi pemanfaatan sumber berguru di dalam proses pembelajaran sudah tercantum dalam kurikulum dikala ini bahwa proses pembelajaran yang efektif yakni proses pembelajaran yang memakai aneka macam macam sumber belajar.

a. Pemanfaatan sumber berguru memakai model ASSURE

Dalam proses pemanfaatan sumber berguru PAI memakai model ASSURE. Model Pembelajaran ASSURE ini yakni model yang paling sederhana untuk pembelajaran. Model yang didasarkan pada pemanfaatan teknologi dan media, serta dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, materi latih dan tugas siswa dalam proses pembelajaran. Langkah–langkah dalam Model Pembelajaran ASSURE yakni sebagai berikut :

1) Analyze learner characteristics (Analisis huruf siswa)
Langkah awal dalam pembelajaran yakni menganalisis siswa, tujuannya semoga guru sanggup mengenali karakteristik siswa yang akan melaksanakan proses pembelajaran. Setiap siswa mempunyai huruf yang berbeda – beda, tidak bisa guru menyamakan huruf semua penerima didik. Karena setiap penerima didik mempunyai keragaman etnis. Tugas sebagai pendidik harus mempunyai rasa kemanusiaan yang nantinya akan membantu dalam memahami huruf penerima didik. Beberapa aspek huruf siswa yang harus diketahui oleh guru, yaitu karakteristik umum, kompetensi spesifik yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya, gaya belajar siswa, dan motivasi berguru siswa.31 Beberapa karakteristik umum berdasarkan Chuickshank, diantaranya kondisi sosial ekonomis, faktor budaya, jenis kelamin, pertumbuhan, gaya belajar, dan kemampuan belajar. Kemudian dalam gaya belajar, setiap siswa mempunyai gaya berguru yang berbeda – beda. Menurut Gregorc dalam Butler terdapat 4 gaya belajar, yaitu concrete sequential (gaya berguru secara pribadi dan sistematis), concrete random (gaya berguru dengan pendekatan coba – coba, biasanya anak yang mempunyai gaya berguru ini lebih menyukai pada metode permainan dan simulasi), abstract sequential (gaya berguru yang cepat dalam memahami pesan, isu ekspresi dan symbol), abstract random (gaya berguru yang mempunyai kemampuan untuk memaknai pesan dan isu yang disampaikan melalui media).

Telah diterangkan dalam firman Allah SWT dalam surah ar-Ra’d ayat 11
Bagi insan ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang sanggup menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Ayat di atas menjelaskan bahwa sebagai guru harus sanggup memperlihatkan kenyamaan, pemberian dan motivasi untuk siswa. Dengan begitu siswa akan terhindar dari rasa malasnya. Dan telah dijelaskan pula bahwa keberhasilan juga tergantung pada dirinya sendiri apakah mau atau tidak untuk mencapainya, hal ini termasuk ke dalam unsur motivasi instrinsik.

Dalam menentukan karakteristik siswa, sehabis guru menganalisis aspek – aspek di atas, guru harus melaksanakan assessment atau pengukuran untuk mengetahui perilaku, tingkat perkembangan anak. Assessment ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu mendukung berguru anak, mengidentifikasi anak apakah berkembang dengan normal atau mempunyai kebutuhan khusus, mengevaluasi kegiatan pembelajaran, memonitor kebutuhan anak, sebagai wujud tanggung jawab guru. Untuk itu pengukuran sangat penting dalam analisis karakteristik siswa. Setelah guru sanggup menganalisis huruf siswa, maka guru sanggup menyiapkan metode, media, materi latih yang sesuai dengan huruf siswa.

2) State performance objectives (Menetapkan kompetensi)
Dalam langkah ini, guru menentukan tujuan sesuai dengan silabus atau kurikulum. Tujuan ini merupakan pembagian terstruktur mengenai dari kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dimiliki oleh siswa sehabis menempuh proses pembelajaran. Tujuan ini juga mengarah pada penilaian dan hasil berguru siswa.

3) Select methods, media, and materials (Memilih metode, media, dan materi ajar)
Dalam langkah ini, guru harus berilmu untuk menentukan metode, media, dan materi latih yang sesuai untuk siswa. Kesesuaian ini sanggup dilihat dari karakteristik siswa. Kesesuaian dalam menentukan sanggup mempengaruhi keefektifan, efisien dan daya tarik siswa dalam belajar. Metode, media, materi latih pembelajaran.

4) Utilize materials (Pemanfaatan materi latih dan media pembelajaran)
Ketika guru sudah sanggup menentukan materi latih dan media yang sesuai, guru harus sanggup memanfaatkannya dengan baik dengan memakai metode yang telah dipilih. Selain ketiga komponen tersebut, guru juga harus mempersiapkan kelas, dan sarana pendukungnya.34

5) Requires learner participation (Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran)
Proses pembelajaran akan berlangsung efektif, efisien, dan mempunyai daya tarik ketika siswa ikut berpartisipasi dalam proses ini. Jika siswa aktif dalam proses pembelajaran akan memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan oleh guru, serta menumbuhkan motivasi berguru siswa.

6) Evaluate and revise (evaluasi dan revisi)
Setelah melaksanakan proses pembelajaran, selanjutnya diadakan penilaian dan revisi. Tahap ini bertujuan untuk menilai efektivitas dan efisien kegiatan pembelajaran dan menilai pencapaian hasil berguru siswa. Dalam penilaian untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yaitu terjawabnya pertanyaan apakah proses pembelajaran ini mencapai tujuan, apakah metode, media, materi latih sanggup membantu proses pembelajaran, apakah siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Untuk revisi dilakukan ketika hasil penilaian kurang memuaskan. Dalam revisi guru memperbaiki komponen – komponen pembelajaran semoga pembelajaran sanggup efektif dan efisien.

Sumber berguru mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Jika media pembelajaran hanya sekedar media untuk memberikan pesan, sedangkan sumber berguru tidak hanya mempunyai fungsi tersebut, tetapi juga termasuk strategi, metode dan tekniknya.

b. Berbagai Sumber Belajar yang sanggup Dioptimalkan

Beberapa pola pemanfaatan benda-benda atau alat-alat yang sanggup dipakai sebagai sumber berguru disekolah.
  1. Barang bekas, sering kali luput dari perhatian kita padahal sanggup dimanfaatkan secara optimal dalam proses pembelajaran. Barang bekas yang paling banyak acak-acakan di sekitar sekolah dan rumah diantaranya : kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan, kulit jeruk bali, tutup botol, dan lain-lain. Benda-benda tersebut sanggup dimanfaatkan kembali dalam kegiatan berguru siswa, contohnya untuk melatih keterampilan menghias, menggunting, berkreasi, menghitung, bekerja sama dalam kelompok, dan lain-lain.
  2. Realita disekolah (kebun sekolah, rumah, permukiman), realita yang paling sederhana yang dilihat oleh siswa sehari-hari yakni mengangkat pengalaman perjalanan mereka dari rumah ke sekolah. Kita angkat pengalaman mereka dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
  3. Benda-benda yang mempunyai nilai-nilai khusus. Setiap siswa sudah sanggup dipastikan mempunyai kesayangan terhadap benda-benda tertentu sehingga diharapkan sebagai sesuatu yang mempunyai nilai khusus. Benda-benda tersebut akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.


Untuk sanggup memberdayakan sumber berguru secara efektif dan efisien, guru mustahil untuk melaksanakan secara sendiri-sendiri. Kerjasama fungsional dengan tenaga kependidikan lainnya, baik yang ada di sekolah maupun dengan aneka macam sumber daya potensial yang berada di lingkungan luar sekolah.

c. Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Lingkungan merupakan salah satu sumber berguru yang amat penting dan mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan sanggup memperkaya materi dan kegiatan belajar. Lingkungan yang sanggup dimanfaatkan sebagai sumber berguru terdiri dari:
  1. lingkungan sosial dan
  2. lingkungan fisik (alam). 


Lingkungan sosial sanggup dipakai untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam sanggup menumbuhkan kesadaran penerima didik akan cinta alam dan partisipasi dalam memelihara dan melestarikan alam.  Pemanfaatan lingkungan sanggup ditempuh dengan cara melaksanakan kegiatan dengan membawa penerima didik ke lingkungan, ibarat survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Selain itu pemanfaatan lingkungan sanggup dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, ibarat : mengahadirkan nara sumber untuk memberikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber berguru berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta tindak lanjutnya.

d. Dukungan Terhadap Optimalisasi Sumber Belajar

Untuk menjaga dan memelihara suasana proses pembelajaran yang baik dalam tatanan norma akademis yang sanggup dipertanggung jawabkan, kepedulian dan kerjasama aneka macam pihak yang terkait dengan proses pendidikan atau pembelajaran sangat diharapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni sebagai berikut:
  1. Kepala sekolah harus senantiasa menjadi motor aktivis bagi berfungsi dan berkembangnya sumber berguru untuk menunjang, memperkaya, dan membuatkan proses pembelajaran disekolah.
  2. Koordinasi dengan semua tenaga kependidikan di sekolah. Melalui koordinasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, semua tenaga kependidikan lain harus merasa terlibat dan bertanggung jawab secara fungsional dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
  3. Kehadiran para pengawas satuan pendidikan untuk melaksanakan supervisi dan monitoring secara periodik ke sekolah sangat penting artinya bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Pengawas harus memperlihatkan bantuan pemikiran dan gagasan yang berarti yang diharapkan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas pendidikan atau pembelajaran di sekolah. Orientasi supervisi yang dilakukan tidak hanya berfokus kepada monitoring dan penilaian atas kinerja yang selama ini dijalankan oleh guru. Hal yang lebih utama yakni membawa guru-guru untuk mencari dan menemukan cara dan trobosan gres yang lebih produktif dalam mengendalikan kegiatan berguru para siswa.




Rujukan:
Lara Fridani, Dkk. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Universitas Terbuka.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005).
Benny A. Pribadi, Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses,

Posting Komentar untuk "Pemanfaatan Sumber Berguru Pendidikan Agama Islam (Pai)"