Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Pembelajaran Tauhid

Jejak Pendidikan- Pada dasarnya seorang pendidik harus mempunyai segala kemampuan yang dimilikinya untuk sanggup mengubah psikis dan pola pikir seseorang dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan seseorang tersebut.

Dalam pembelajaran tauhid, seorang pendidik harus bisa menerapkan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik seseorang yang ia didik supaya seseorang tersebut bisa memahami tauhid dan pembahasannya secara baik dan benar. Berikut ini ialah metode yang digunakan dalam pembelajaran tauhid:

a. Metode Ceramah
Yang dimaksud metode ceramah ialah cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan verbal kepada siswa atau khalayak ramai. Adapun berdasarkan M. Basyiruddin Usman yang dimaksud dengan metode ceramah ialah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para guru di sekolah.

Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian materi secara lisan oleh guru bilamana diperlukan. Pengertian senada juga diungkapkan oleh Mahfuz Sholahuddin dkk., bahwa metode ceramah ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran secara verbal oleh guru di depan kelas atau kelompok. Metode ini ialah metode tertua yang dipraktekkan sejak zaman dahulu kala. Pada ilmu tauhid, metode ini paling cocok dalam memberikan hal-hal yang bersifat uraian ibarat pengertian iman, Islam dan ihsan.

b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah metode belajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi eksklusif yang bersifat (two way traffic) sebab pada dikala yang sama terjadi obrolan antara guru dan murid. Guru bertanya dan murid menjawab atau sebaliknya.

Penggunaan tanya jawab bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman murid terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu dengan adanya tanya jawab tersebut akan menstimulus siswa untuk berfikir dan diberi kesempatan untuk mengajukan problem yang belum dipahami. Metode tanya jawab atau dialogis ini, mencerminkan dan melahirkan sikap saling keterbukaan antara guru dan murid dalam penerapan metode ini pikiran, kemauan, perasaan dan ingatan serta pengamatan terbuka terhadap ide-ide gres yang ditimbulkan dalam pembelajaran tersebut.

c. Metode Cerita/Kisah Qur’ani dan Nabawi
Dalam pendidikan Islam, dongeng mempunyai fungsi edukatif yang tidak sanggup diganti dengan bentuk penyampaian lain selain bahasa. Hal ini disebabkan dongeng qur’ani dan nabawi mempunyai beberapa keistimewaan yang menciptakan pengaruh psikologi dan edukatif yang sempurna. Disamping kisah edukatif itu melahirkan kehangatan perasaan serta vitalitas dan aktivitas di dalam jiwa, yang selanjutnya memotivasi insan untuk mengubah perilakunya dan memperbaharui tekadnya sesuai dengan tuntunan, pengarahan dan simpulan dongeng itu, serta pengambilan pelajaran darinya. 

Diantaranya keistimewaan metode ini ialah dongeng yang memikat pembaca tanpa memakan waktu lama, dongeng qur’ani mendidik perasaan keimanan dengan cara membangkitkan perasaan ridha, cinta, melibatkan pembaca atau pendengar ke dalam dongeng itu sehingga ia terlibat secara emosional, mengarahkan seluruh perasaannya sehingga terpacu dalam satu puncak kesimpulan.

d. Metode Pemberian Tugas
Metode proteksi kiprah ialah suatu cara dimana dalam proses belajar mengajar guru memperlihatkan kiprah tertentu kepada murid untuk dikerjakan yang kemudian kiprah tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru tersebut. Dalam istilah usang metode ini kita kenal sebagai PR (Pekerjaan Rumah). Namun dalam pengertian gres kiprah diartikan sebagai suatu perencanaan atau pengorganisasian bersama antara murid mengenai sesuatu hal. Metode ini lanyak kita gunakan sesudah penyampaian materi telah usai dilaksanakan. Hakikat dari metode ini ialah sesudah siswa pulang dari sekolah tanpa disadari ia telah mengulang pelajaran yang diberikan melalui kiprah yang diberikan oleh guru.

e. Metode Keteladanan
Metode keteladanan mempunyai arti penting dalam mendidik, keteladanan menjadi titik sentral dalam mendidik. Jika dalam mengajar seorang pendidik sanggup mengajar dengan baik maka ada kemungkinan murid yang ia asuh juga akan menjadi baik lantaran biasanya seorang murid akan menggandakan apa yang dicontohkan oleh gurunya. Dan sebaliknya jikalau guru berperilaku jelek maka ada kemungkinan muridnya juga akan berperilaku buruk.

Rasulullah SAW mempresentasikan dan mengekpresikan apa yang ingin diajarkan melalui tindakannya dan kemudian menerjemahkan tindakan ke dalam kata-kata ibarat bagaimana dia memuja Allah, bersikap sederhana, duduk dalam sholat dan doa, tertawa dan sebagainya.

Hal tersebut menjadi pola bagi para shahabat sekaligus menjadikan pendidikan yang tidak langsung. Pelaksanaannya itu memerlukan seperangkat metode dan tindakan pendidikan, dalam rangka mewujudkan asas yang melandasinya, metode yang merupakan patokan dalam bertindak serta tujuan pendidikannya,yang diharapkan sanggup tercapai. Ini semua hendaknya ditata dalam suatu sistem pendidikan yang menyeluruh dan terbaca dalam perangkat tindakan dan sikap yang konkret.

Rujukan:
  1. Departemen Agama, Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Madrasah Tsnawiyah Mata Pelajaran Aqidah Akhlak. (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1993).
  2. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
  3. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2000)
  4. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Muka, 2001)

Posting Komentar untuk "Metode Pembelajaran Tauhid"