Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Administrasi Kelas

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sumber daya insan yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya insan tidak bisa terpisah dengan problem pendidikan bangsa. Tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan biar sanggup berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya insan (SDM) yakni:
 (1) sarana gedung,
 (2) buku yang berkualitas,
 (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional.

Guru mempunyai andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan akseptor didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya ialah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang mencakup tujuan, materi pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta penilaian diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.

Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, kemudahan fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk membuat dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses berguru mengajar sanggup berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, membuatkan hubungan guru dengan siswa dan membuat hukum kelompok yang produktif.

Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan bagi, professional, dan harus terus-menerus.


B. RUMUSAN MASALAH
  1. Apakah yang dimaksud dengan administrasi kelas?
  2. Apakah tujuan, aspek, fungsi dan problem dari administrasi kelas?
  3. Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam administrasi kelas?
  4. Bagaimanakah bentuk pendekatan dalam administrasi kelas?
  5. Bagaimanakah efek administrasi kelas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas?

C. TUJUAN PENULISAN
  1. Untuk menjelaskan pengertian administrasi kelas.
  2. Untuk menjelaskan tujuan dari administrasi kelas.
  3. Untuk mendeskripsikan prinsisp-prinsip dalam administrasi kelas.
  4. Untuk mendeskripsikan bentuk pendekatan dalam administrasi kelas.
  5. Untuk mendeskripsikan efek administrasi kelas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN KELAS
Manajemen dari kata “ Management “. Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan ialah proses yang memperlihatkan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud administrasi kelas ialah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut sanggup berguru dengan efektif.

Terdapat beberapa defenisi wacana administrasi kelas berikut ini :
1. Berdasarkan Konsepsi Lama Dan Modern
Menurut konsepsi lama, administrasi kelas diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Menurut konsepsi modern administrasi kelas ialah proses seleksi yang memakai alat yang tetap terhadap problem dan situasi administrasi kelas.

2. Berdasarkan Pandangan Pendekatan Operasional Tertentu:
  1. Seperangkat kegiatan guru untuk membuat dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (Pendekatan Otoriter).
  2. Seperangkat kegiatan guru untuk membuat dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (Pendekatan Intimidasi).
  3. Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (Pendekatan Permisif).
  4. Seperangkat kegiatan guru membuat suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan (Pendekatan Masak).
  5. Seperangkat kegiataan guru untuk membuat suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (Pendekatan Instruksional).
  6. Seperangkat kegiatan guru untuk membuatkan tingkah laris akseptor didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laris yang tidak diinginkan (Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku).
  7. Seperangkat kegiatan guru untuk membuatkan hubungan interpersional yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang kasatmata (Pendekatan Penciptaan Iklim Sosioemosional).
  8. Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif (Pendekatan Sistem Sosial)


B. TUJUAN,  ASPEK,  FUNGSI,  DAN  MASALAH  MANAJEMEN  KELAS
1. Tujuan  Manajemen Kelas
  1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, bai sebagai lingkungan berguru maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan akseptor didik untuk membuatkan kemampuan semaksimal mungkin.
  2. Menghilangkan aneka macam kendala yang sanggup menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
  3. Menyediakan dan mengatur kemudahan serta perabot berguru yang mendukung dan memungkinkan siswa berguru sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
  4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.

2. Aspek, Fungsi, dan Masalah Manajemen Kelas
Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajenen kelas ialah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif.
  1. Manajenen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajenen kelas berfungsi  untuk memberi dan melengkapi kemudahan untuk segala macam kiprah menyerupai : membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu biar sanggup bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu mekanisme kerja, merubah kondisi kelas.
  2. Memelihara biar kiprah – kiprah itu sanggup berjalan lancar.
    Masalah manajenen kelas sanggup dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu : problem individual dan problem kelompok.

Munculnya problem individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa menyerupai :
  1. Tingkah laris yang ingin menerima perhatian orang lain.
  2. Tingkah laris yang ingin menujukkan kekuatan.
  3. Tingkah laris yang bertujuan menyakiti orang lain.
  4. Peragaan ketidakmampuan.

Sedangkan masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam kelas :
  1. Kelas kurang kohesif karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
  2. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laris yang telah disepakai sebelumnya.
  3. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.
  4. “Membombang” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.
  5. Kelompok cenderung gampang dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap, semangat kerja rendah, kelas kurang bisa mengikuti keadaan dengan keadaan gres menyerupai gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain.


C. PRINSIP-PRINSIP DALAM MANAJEMEN KELAS
 Faktor intern siswa berafiliasi dengan problem emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing mengakibatkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.

Faktor ekstern siswa terkait dengan problem suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, contohnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih gampang terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.

Djamarah menyebutkan “Dalam rangka memperkecil problem gangguan dalam pengelolaan kelas sanggup dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas ialah sebagai berikut.

1. Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diharapkan dalam proses berguru mengajar. Guru yang hangat dan dekat pada anak didik selalu memperlihatkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk berguru sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laris yang menyimpang.

3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, contoh interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laris guru untuk mengubah seni administrasi mengajarnya sanggup mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta membuat iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran sanggup mencegah munculnya gangguan menyerupai keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan kiprah dan sebagainya.

5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang kasatmata dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang kasatmata yaitu pementingan yang dilakukan guru terhadap tingkah laris siswa yang kasatmata daripada mengomeli tingkah laris yang negatif. Penekanan tersebut sanggup dilakukan dengan santunan penguatan yang kasatmata dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang sanggup mengganggu jalannya proses berguru mengajar.

6. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan selesai dari pengelolaan kelas ialah anak didik sanggup membuatkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.


D. PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS
Manajemen kelas bukanlah problem yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan aneka macam faktor. Permasalahan anak didik ialah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain ialah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.

Berbagai pendekatan tersebut ialah menyerupai dalam uraian berikut:
1. Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laris anak didik. Peranan guru disini ialah membuat dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan ialah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.

2. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan bahaya atau intimidasi ini, pengelolaan kelas ialah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laris anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laris anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, contohnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.

3. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik biar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru ialah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang sanggup menggambarkan apa yang harus dan apa yang dihentikan dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua problem atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk menyerupai yang tertulis dalam resep.

5. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya problem tingkah laris anak didik, dan memecahkan problem itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laris guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laris anak didik yang kurang baik. Peranan guru ialah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laris anak didik. Peranan guru ialah membuatkan tingkah laris anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laris yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laris (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.

Program atau kegiatan yang menimbulkan timbulnya tingkah laris yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu ketika akan hilang dari tingkah laris siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, berdasarkan pendekatan tingkah laris yang baik atau kasatmata harus dirangsang dengan memperlihatkan kebanggaan atau hadiah yang menimbulkan perasaan bahagia atau puas.[3]

Sebaliknya, tingkah laris yang kurang baik dalam melakukan kegiatan kelas diberi hukuman atau eksekusi yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laris tersebut akan dihindari.

7. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut mencakup hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru membuatkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.

8. Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, kiprah guru ialah mendorong perkembangan dan kolaborasi kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk membuat kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula sanggup menjaga kondisi itu biar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus sanggup mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.


E. PENGARUH MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI KELAS
Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, kemudahan yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas wacana semua bidang, melainkan juga guru harus menguasai kiat memanejemeni kelas.

Pemahaman akan prinsip-prinsip administrasi kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip administrasi kelas, hal ini akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan umum dari administrasi kelas.

Manajemen kelas sanggup mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena administrasi kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin biar siswa menjadi nyaman dan bahagia selama mengikuti proses berguru mengajar. Oleh karena itu, kualitas berguru siswa menyerupai pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan sanggup tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, administrasi kelas juga akan membuat dan mempertahankan suasana kelas biar kegiatan mengajar sanggup berlangsung secara efektif dan efisien.

Di samping itu juga, dengan administrasi kelas tingkat daya serap materi yang telah diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang diberikan guru selama proses berguru mengajar berlangsung.


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen kelas sanggup meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas karena situasi dan kondisi kelas memungkinkan akseptor didik untuk membuatkan kemampuan semaksimal mungkin.

B. SARAN
Di masa yang akan datang, diharapkan sistem administrasi kelas biar lebih ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, oleh karena itu guru kelas diwajibkan untuk mempunyai kompetensi khusus dalam mengelola kelas biar suasana berguru yang menyenangkan, efektif dan efisien sanggup terealisasi dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA
Syaiful, Bahri, Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Maman, Rachman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Posting Komentar untuk "Makalah Administrasi Kelas"