Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konseling Kelompok

Pengertian Konseling Kelompok

Jejak Pendidikan- Pelayanan konseling kelompok memungkinkan penerima didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengetasan permasalahan yang dialami melalui kelompok yang didalamnya terdapat dinamika kelompok. Gibson, R L.M. Mithcell, (2010) menyampaikan bahwa: Layanan konseling kelompok merupakan salah satu jenis layanan konseling, yang didalamnya menyangkut pula layanan perencanaan individual, yang bertujuan untuk membantu konseli mengatasi problem mereka lewat pembiasaan diri dan perkembangan kepribadian hari ke hari.

Sedangkan berdasarkan Prayitno (2004) “konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas aneka macam hal yang berkhasiat bagi pengembangan, langsung dan/atau pemecahan persoalan individu yang menjadi penerima acara kelompok”. konseling kelompok dibahas persoalan langsung yang dialami oleh masingmasing anggota kelompok.

Dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok yaitu wawancara konseling antara konselor profesional dengan sejumlah siswa. Konselor sebagai pemimpin kelompok yang akan membantu anggota kelompok untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. Selain itu konseling kelompok juga bertujuan untuk pengembangan langsung para anggota kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok.

Komponen Dalam Layanan Konseling Kelompok

a. Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok (PK) yaitu konselor yang telah terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling professional (Prayitno, 2004). Konselor sebagai pemimpin kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok diantara semua penerima yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus. Hal ini menuntut keterampilan konselor untuk menghidupkan suasana acara konseling kelompok. Dinamika didalam kelompok ditandai dengan terjadi interaksi diantara anggota-anggota kelompok sehingga terdapat pertukaran informasi. Dengan informasi-informasi tersebut maka siswa akan sanggup menentukan solusi yang akan digunakan untuk menyelesaian persoalan yang ada pada diri masing-masing anggota kelompok.

b. Anggota Kelompok
Untuk terselenggaranya layanan konseling kelompok seorang konselor perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok dengan syarat, yaitu:
  1. Jumlah anggota 4-8 orang
  2. Kelompok yang heterogen
  3. Anggota kelompok harus berperan aktif dalam kegiatan.


Jumlah anggota yang terlalu kecil akan mengurangi efektifitas layanan. Begitu pula dengan jumlah anggota yang terlalu besar alasannya yaitu kesempatan berbicara dan perhatian akan mendapatkan perhatian yang kurang dari konselor. Maka dari itu sebaiknya jumlah anggota kelompok yaitu 4-8 orang dan anggotanya heterogen sehingga sanggup memecah kebekuan dalam kelompok. Dengan begini masing-masing anggota akan berperan aktif dalam acara layanan sehingga persoalan yang sedang dihadapi akan terselesaikan.

Tahap Penyelenggaraan Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok diselenggarakan melalui empat tahap acara (Prayitno, 2004), yaitu :
a. Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap menyebarkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Pada tahap ini juga dilakukan pengenalan diri, pelibatan diri serta memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umunya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun impian masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas acara bimbingan kelompok. Selanjutnya bimbingan kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga memperlihatkan perilaku hangat, nrimo dan penuh empati.

b. Tahap Peralihan
Sebelum melangkah lebih lanjut ketahap acara kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap acara lebih lanjut dalam acara kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menyampaikan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani acara pada tahap selanjutnya. Dalam hal ini pemimpin kelompok bisa mendapatkan suasana yang ada secara sabar dan terbuka. Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Dalam hal ini pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan tersebut dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama menyerupai tujuan dan asas-asas acara kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah siap melaksanakan tahap bimbingan kelompok selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan tahapan acara inti untuk mengentaskan persoalan langsung anggota kelompok. Di sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan. Tahap acara ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi. Setiap anggota kelompok mengemukakan persoalan pribadi, kemudian kelompok menentukan persoalan mana yang hendak dibahas dan dientaskan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Klien yang masalahnya dibahas menjelaskan secara rinci masalahnya kemudian anggota yang lain ikut membahas persoalan klien. Pada tahap ketiga ini juga harus diselingi dengan permainan-permainan supaya siswa tidak merasa bosan.Dalam tahap acara ini juga siswa diajak untuk mengisi lembar kerja konseli semoga masing-masing dari siswa paham potensi yang Mereka miliki.

d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan. Dalam pengakhiran ini terdapat janji kelompok apakah kelompok akan melanjutkan acara dan bertemu kembali serta beberapa kali kelompok itu bertemu. Dengan kata lain kelompok yang tetapkan sendiri kapan kelompok itu akan melaksanakan kegiatan. Dapat disebutkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah:
  1. Penyampaian pengakhiran acara oleh pemimpin kelompok
  2. Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok
  3. Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota kelompok
  4. Pembahasan acara lanjutan
  5. Penutup

Posting Komentar untuk "Konseling Kelompok"