Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Hafalan Al-Qur’An
Jejak Pendidikan- tidak jarang dalam sebuah pencapaian ada faktor yang menghambat dan yang mendukung, maka dalam artikel ini berdasatkan amatan penulis yang telah dikaji terlebih dahulu dari banyak sekali sumber, yang menjadi faktor pendukung adalah:
Beberapa faktor yang yang berasal dari diri siswa antra lain sebagai berikut:
1) Bakat
Secara umum talenta (aptitude) adalah komponen potensial seorang siswa untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dalam hal ini siswa yang mempunyai talenta dalam menghafal Al-Quran akan lebih tertarik dan lebih gampang menghafal Al-Quran.https://duniainformasisemasa326.blogspot.com//
Dengan dasar talenta yang dimiliki tersebut, maka penerapan metode dalam menghafal Al-Quran akan lenih efektif. Minat Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang sangat tinggi atau cita-cita besar terhadap sesuatu. Siswa yang mempunyai minat untuk menghafal Al-Quran akan secara sadar dan bersungguhsungguh berusaha menghafalkan kitab suci ini sebelum diperintah oleh kyai/ustadz. Minat yang kuat akan mempercepat keberhasilan usaha menghafal Al-Quran.
2) Motivasi Siswa
Yang dimkasud dengan motivasi disini yakni keadaan internal organisme (baik insan atau hewan) yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Siswa yang menghafalkan kitab suci ini niscaya termotivasi oleh sesuatu yang berkaitan dengan Al-Quran. Motivasi ini bisa karena
kesenangan pada Al-Quran atau alasannya yakni bisa alasannya yakni keutamaan yang dimiliki oleh para penghafal Al-Quran. Dalam aktivitas menghafal Al-Quran dituntut kesungguhan tanpa mengenal bosan dan putus asa. Untuk itulah motivasi berasal dari diri sendiri sangan penting dalam rangka mencapai keberhasilan, yaitu bisa menghafal Al-Quran 30 juz dalam waktu tertentu.
3) Kecerdasan
Kecerdasan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan dan menghafal Al-Quran. Kecerdasan ini adalah kemampuan psikis untuk mereaksi dengan rangsangan atau menyesuaikan melalui cara yang tepat. Dengan kecerdasan ini
mereka yang menghafal Al-Quran akan mencicipi diri sendiri bahwa kecerdasan akan terpengaruh terhadap keberhasilan dalam hafalan Al-Qur‟an. Setiap individu mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga cukup mempengaruhi terhadap proses hafalan yang dijalani.
4) Usia yang cocok
Penelitian menandakan bahwa ingatan pada usia anak-anak lebih kuat dibandingkan dengan usia dewasa. Pada usia muda, otak manusia masih sangat segar dan jernih, sehingga hati lebih fokus, tidak terlalu banyak kesibukan, serta masih belum mempunyai banyak problem hidup. Untuk itulah usia yang cocok dalam upaya menghafal
Al-Quran ini sangat kuat terhadap keberhasilannya dalam menghafalnya. Adapun usia yang cocok yakni pada usia sekitar 5 tahun sampai 23 tahun.
1) Tersedianya guru qiraah maupun guru Tahfidz (Instruktur)
Keberadaan seorang pelatih dalam memperlihatkan bimbingan kepada siswanya sangat kuat terhadap keberhasilannya dalam menghafalkan Al-Quran. Faktor ini sangat menunjang kelancaran mereka dalam proses belajarnya tanpa adanya pembimbing,
kemungkinan besar mutu hafalan para siswa akibatnya kurang berkualitas dan kurang memuaskan. Kaprikornus dengan adanya instruktur dapa diketahui dan dibenarkan oleh pelatih yang ada.
2) Pengaturan waktu dan pembatasan pembelajaran Al-Quran
Siswa dalam menghafal Al-Quran diharapkan waktu yang khusus dan beban pelajaran yang tidak memberatkan para penghafal yang mengikti Tahfidzul Al-Quran, dengan adanya waktu khusus dan tidak terlalu berat bahan yang dipelajari para siswa (santri) akan menyebabkan sisiwa lebih berkonsentrasi untuk menghafalkan Al-Quran. Selain itu dengan adanya pembagian waktu akan bisa memperbaharui semangat, motivasi dan kemauan, meniadakan kejenuhan dan kebosanan. Dengan adanya semua ini, maka suatu kondisi aktivitas menghafal Al-Qur‟an yang rileks dan penuh konsentrasi.
3) Faktor Lingkungan Sosial (Organisasi, pesantren, dan keluarga)
Lingkungan yakni suatu faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil tidaknya pendidikan agama. Hal ini beralasan, bahwa lingkungan para siswa bisa saja menimbulkan semangat berguru yang tinggi sehingga aktifitas belajarnya semakin
meningkat. Masyarakat sekitar organisasi, pesantren, keluarga yang mendukung aktivitas Tahfidzul Qur‟an juga akan memberikan stimulus nyata pada para siswa sehingga mereka menjadi lebih baik dan bersungguh-sungguh dan manteb dalam menghafal Al- Qur‟an.
Rujukan:
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2000),
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, ( Solo:Ramadhani,1993), hlm. 40
a) Faktor Internal
Faktor internal yakni keadaan jasmani dan rohani siswa (santri). Faktor berasal dari dalam diri sendiri siswa, ini merupakan pembawaan masing-masing siswa dan sangat menunjang keberhasilan berguru atau kegiatan mereka.Beberapa faktor yang yang berasal dari diri siswa antra lain sebagai berikut:
1) Bakat
Secara umum talenta (aptitude) adalah komponen potensial seorang siswa untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dalam hal ini siswa yang mempunyai talenta dalam menghafal Al-Quran akan lebih tertarik dan lebih gampang menghafal Al-Quran.https://duniainformasisemasa326.blogspot.com//
Dengan dasar talenta yang dimiliki tersebut, maka penerapan metode dalam menghafal Al-Quran akan lenih efektif. Minat Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang sangat tinggi atau cita-cita besar terhadap sesuatu. Siswa yang mempunyai minat untuk menghafal Al-Quran akan secara sadar dan bersungguhsungguh berusaha menghafalkan kitab suci ini sebelum diperintah oleh kyai/ustadz. Minat yang kuat akan mempercepat keberhasilan usaha menghafal Al-Quran.
2) Motivasi Siswa
Yang dimkasud dengan motivasi disini yakni keadaan internal organisme (baik insan atau hewan) yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Siswa yang menghafalkan kitab suci ini niscaya termotivasi oleh sesuatu yang berkaitan dengan Al-Quran. Motivasi ini bisa karena
kesenangan pada Al-Quran atau alasannya yakni bisa alasannya yakni keutamaan yang dimiliki oleh para penghafal Al-Quran. Dalam aktivitas menghafal Al-Quran dituntut kesungguhan tanpa mengenal bosan dan putus asa. Untuk itulah motivasi berasal dari diri sendiri sangan penting dalam rangka mencapai keberhasilan, yaitu bisa menghafal Al-Quran 30 juz dalam waktu tertentu.
3) Kecerdasan
Kecerdasan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan dan menghafal Al-Quran. Kecerdasan ini adalah kemampuan psikis untuk mereaksi dengan rangsangan atau menyesuaikan melalui cara yang tepat. Dengan kecerdasan ini
mereka yang menghafal Al-Quran akan mencicipi diri sendiri bahwa kecerdasan akan terpengaruh terhadap keberhasilan dalam hafalan Al-Qur‟an. Setiap individu mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga cukup mempengaruhi terhadap proses hafalan yang dijalani.
4) Usia yang cocok
Penelitian menandakan bahwa ingatan pada usia anak-anak lebih kuat dibandingkan dengan usia dewasa. Pada usia muda, otak manusia masih sangat segar dan jernih, sehingga hati lebih fokus, tidak terlalu banyak kesibukan, serta masih belum mempunyai banyak problem hidup. Untuk itulah usia yang cocok dalam upaya menghafal
Al-Quran ini sangat kuat terhadap keberhasilannya dalam menghafalnya. Adapun usia yang cocok yakni pada usia sekitar 5 tahun sampai 23 tahun.
b) Faktor Esksternal
Faktor eksternal yakni adalah kondisi atau keadaan dilingkungan sekitar siswa. Hal ini berarti bahwa factor-faktor yang berasal dari luar diri siswa juga ada yang bisa menunjang keberhasilan dalam menghafal Al-Quran. Adapun faktor eksternal antara lain yaitu:1) Tersedianya guru qiraah maupun guru Tahfidz (Instruktur)
Keberadaan seorang pelatih dalam memperlihatkan bimbingan kepada siswanya sangat kuat terhadap keberhasilannya dalam menghafalkan Al-Quran. Faktor ini sangat menunjang kelancaran mereka dalam proses belajarnya tanpa adanya pembimbing,
kemungkinan besar mutu hafalan para siswa akibatnya kurang berkualitas dan kurang memuaskan. Kaprikornus dengan adanya instruktur dapa diketahui dan dibenarkan oleh pelatih yang ada.
2) Pengaturan waktu dan pembatasan pembelajaran Al-Quran
Siswa dalam menghafal Al-Quran diharapkan waktu yang khusus dan beban pelajaran yang tidak memberatkan para penghafal yang mengikti Tahfidzul Al-Quran, dengan adanya waktu khusus dan tidak terlalu berat bahan yang dipelajari para siswa (santri) akan menyebabkan sisiwa lebih berkonsentrasi untuk menghafalkan Al-Quran. Selain itu dengan adanya pembagian waktu akan bisa memperbaharui semangat, motivasi dan kemauan, meniadakan kejenuhan dan kebosanan. Dengan adanya semua ini, maka suatu kondisi aktivitas menghafal Al-Qur‟an yang rileks dan penuh konsentrasi.
3) Faktor Lingkungan Sosial (Organisasi, pesantren, dan keluarga)
Lingkungan yakni suatu faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil tidaknya pendidikan agama. Hal ini beralasan, bahwa lingkungan para siswa bisa saja menimbulkan semangat berguru yang tinggi sehingga aktifitas belajarnya semakin
meningkat. Masyarakat sekitar organisasi, pesantren, keluarga yang mendukung aktivitas Tahfidzul Qur‟an juga akan memberikan stimulus nyata pada para siswa sehingga mereka menjadi lebih baik dan bersungguh-sungguh dan manteb dalam menghafal Al- Qur‟an.
Rujukan:
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2000),
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, ( Solo:Ramadhani,1993), hlm. 40
Posting Komentar untuk "Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Hafalan Al-Qur’An"