Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aliran Filsafat Kritisisme

Jika paham empirisme bertitik tolak pada pengetahuan yang didapat menurut indera, sementara ajaran rasionalisme lebih mengagungkan logika sebagai sumber dari pengetahuan. Atas kontradiksi ini, maka akan menjadi latar belakang kelahiran filsafat Kritisisme.
Jika paham empirisme bertitik tolak pada pengetahuan yang didapat menurut indera Aliran Filsafat Kritisisme
Kelahiran ajaran Kritisisme ini dikenal pada zaman pencerahan (Aufklarung). Kemajuan dari beberapa ilmu pengetahuan menyerupai matematika, sejarah dan biologi semakin menguatkan sesungguhnya dibutuhkan penengah antara rasionalisme dan empirisme.

Beberapa tokoh ajaran Kriticisme ini antara lain,

Immanuel Kant

Seorang hebat filsafat dari Jerman. Latar pendidikan Kant di tahun 1740 ialah jurusan matematika, sains alam dan filsafat.

Kelahiran pemikiran filsafat Kant, ditandai dengan terbitnya Kritik der Reinen Vernunft pada tahun 1781. Tiga hal yang menjadi pertanyaan besar dalam hal ini adalah,
  1. Apakah yang sanggup saya ketahui?
  2. Apakah yang harus saya lakukan?
  3. Apakah yang sanggup saya harapkan?
Jawab atas tiga pertanyaan tersebut diuraikan sebagai berikut,
Apa yang sanggup saya ketahui? Apa yang diketahui insan hanyalah persepsi panca indra. Selain itu hanyalah wangsit yang menyerupai sebuah ilusi, imanjinasi.

Apa yang harus saya lakukan? Manusia menciptakan sebuah hukum umum. Dalam bukunya dikenal dengan istilah imperatif kategoris. Contohnya, sebaiknya insan jangan mencuri, kalau ini tidak dibentuk sebagai hukum umum, maka semua insan akan mencuri. Aturan umum inilah yang mengatur insan dalam berpengetahuan.

Apa yang saya harapkan? Sesuatu yang diharapkan dari insan ialah logika dan pemikirannya. Dari ketiga pertanyaan tersebut, maka ini akan melahirkan sebuah pertanyaan besar - Apa itu Manusia? Baca juga: Aliran Filsafat Empirisme

Posting Komentar untuk "Aliran Filsafat Kritisisme"