Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Metode Jigsaw

Jejak Pendidikan- Secara bahasa, arti Jigsaw dalam bahasa Inggris yakni gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun penggalan gambar. Pengajaran dengan model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melaksanakan suatu kegiatan mencar ilmu dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Jigsaw yakni salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam penerapannya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri dari tim mahir sesuai dengan pertanyaan yang disiapkan oleh guru maksimal lima pertanyaan sesuai dengan jumlah tim ahli.

Model ini diterapkan bila materi yang dikaji dalam bentuk narasi tertulis, contohnya kajian-kajian sosial, sastra dan bab sains yang bertujuan untuk memperoleh konsep dan keterampilan. Model ini mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Setiap anggota kelompok memahami dan mendalami sesuatu, kemudian digabung menjadi satu dengan anggota-anggota yang lain untuk memperoleh pemahaman yang utuh.
 arti Jigsaw dalam bahasa Inggris yakni gergaji ukir Pengertian Metode Jigsaw


Menurut Arend ada empat pendekatan pembelajaran kooperatif:

Pertama, STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang memakai STAD juga mengacu kepada mencar ilmu kelompok siswa, menyajikan informasi


akademik gres kepada siswa setiap ahad memakai presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki- laki dan perempuan, berasal dari banyak sekali suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar aktivitas atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan
materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain untuk memahami dan atau melaksanakan diskusi. 

Secara individual setiap ahad atau setiap dua ahad siswa diberi kuis. Kuis itu di skor dan setiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak menurut pada skor mutlak siswa, tetapi menurut pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu. Setiap ahad pada suatu lembar evaluasi singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim- tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor tepat pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu.

Kedua, Investivigasi kelompok. Mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih terpusat pada guru. 

Dalam penerapan investivigasi kelompok ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapa t dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya menentukan topik untuk diselidiki, melakukan penyidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

Ketiga, Pendekatan Struktural. Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-kawan. Meskipun mempunyai banyak kesamaan dengan pendekatan lain, namun pendekatan ini memberi aksentuasi pada pengguanaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur kiprah yang dikembangkan oleh Kagen ini dimaksud sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberi tanggapan sesudah mengangkat tangan dan ditunjuk.

Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada penghargaan individual. Ada struktur yang dikembngakan untuk meningkatkan perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua macam struktur yang populer yakni think pair-share dan number-head-together, yang sanggup dipakai oleh guru untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Sedangkan active listening dan time token, merupakan dua pola struktur yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan sosial. 

keempat, Jigsaw. Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas Jhon Hopkins.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka metode kooperatif model jigsaw yakni suatu taktik dalam pengajaran yang membagi siswa menjadi 4-6 kelompok sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda dimana dalam merampungkan kiprah kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi mencar ilmu yang maksimal.



Rujukan:

  1. Mel Silberman, Active Learning, terj. Sarjuli, et.al., (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007).
  2. Zulfiani dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009).
  3.  Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Uneversity Press,2001).

Posting Komentar untuk "Pengertian Metode Jigsaw"