Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Kemandirian Belajar

Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting bagi individu. Seseorang dalam menjalani kehidupan ini tidak pernah lepas dari cobaan dan tantangan. Individu yang memilliki kemandirian tinggi relative bisa menghadapi segala permasalahan lantaran individu yang sanggup bangkit diatas kaki sendiri tidak tergantung pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan duduk kasus yang ada. Menurut Antonius (2000:145) yaitu:
Seseorang yang sanggup bangkit diatas kaki sendiri ialah suatu suasana dimana seseorang mau dan bisa mewujudkan kehendak atau keinginan dirinya yang terllihat dalam tindakan atau perbuatan konkret guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya”.

Menurut Cronbach dalam Educational Psychology (Suryabrata 2012 : 231)
Learning is shown by a change in behaviour as a result of experience. Makara berdasarkan Cronbach berguru yang sebaik-baiknya ialah dengan mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan pancainderanya.”

Sedangkan berdasarkan Hintzman ( Syah 2006 : 65 ) dalam buku The Psychology Of Learning and Memory berpendapat bahwa :
Learning a change in organism due to experience which can affect the organism’s behaviour”. “Belajar ialah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, insan atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang sanggup mempengaruhi tingkah laris organism tersebut”.

Jadi, dalam pandangan Hinztman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut gres sanggup dikatakan berguru apabila mempengaruhi organisme. Menurut Dorst (1993:22) menyampaikan bahwa “kemandirian ialah individu yang bisa menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya dan bisa bertindak secara dewasa. Basri (1994:53) menyampaikan bahwa kemandirian ialah keadaan seseorang dalam kehidupannya bisa tetapkan atau mengerjakan sesuatu tanpa pinjaman orang lain”.

Dari beberapa pendapat diatas sanggup disimpulkan bahwa kemandirian ialah kemampuan seseorang dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara konkret dengan tidak bergantung pada oranga lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini ialah sikap siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara konkret tidak bergantung pada orang lain, dalam hal ini ialah siswa tersebut bisa melaksanakan berguru sendiri, sanggup menentukan cara berguru dengan baik dan bisa untuk melaksanakan aktifitas berguru secara sanggup bangkit diatas kaki sendiri Kemandirian berguru ialah berguru yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa pinjaman dari pihak luar, Good (Fatimah, 2006).

Artinya siswa bertanggung jawab atas pembuatan keputusan yang berkaitan dengan proses belajarnya dan mempunyai kemampuan untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya.

Menurut Tirtaraharja (2005) kemandirian dalam berguru diartikan sebagai kegiatan berguru yang berlangsungnya lebih di dorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Kemandirian berguru siswa diperlukaan biar mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya. Selain itu, dalam membuatkan kemampuan berguru dan kemauan sendiri. sikap-sikap tersebut perlu dimiliki oleh siswa sebagai penerima didik lantaran hal tersebut merupakan ciri dari kedewasaan seorang terpelajar.

Mutadin (2002)“kemandirian berguru ialah suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, individu akan terus berguru untuk bersikap sanggup bangkit diatas kaki sendiri dalam menghadapi aneka macam situasi lingkungan, sehingga individu pada risikonya akan bisa berfikir dan bertindak sendiri dengna kemandiriannya seseorang sanggup menentukan jalan hidupnya untuk sanggup berkembang dengan lebih baik”.

Dapat disimpulkan bahwa kemandirian berguru ialah dorongan dalam diri seseorang untuk melaksanakan kegiatan berguru dengan penuh keyakinan dan percaya diri akan kemampuannya dalam merampungkan kegiatan belajarnya tanpa adanya pinjaman dari orang lain.

Ciri-ciri Atau Karakteristik Kemandirian Belajar

Agar siswa sanggup mampu bangkit diatas kaki sendiri dalam berguru maka siswa harus bisa berfikir kritis, bertanggung jawab atas tindakannya, tidak gampang terpengaruh pada orang lain, bekerja keras dan tidak tergantung pada orang lain. Ciri-ciri kemandirian berguru merupakan faktor pembentukan dari kemandirian berguru siswa. Menurut Thoha (1996: 123-124) membagi ciri kemandirian dalam delapan jenis, yaitu:

  • Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif.
  • tidak gampang terpengaruh oleh pendapat orang lain.
  • tidak lari atau menghindari masalah.
  • memecahkan duduk kasus dengan berfikir yang mendalam.
  • apabila menjumpai duduk kasus dipecahkan sendiri tanpa meminta pinjaman orang lain.
  • tidak merasa rendh diri apabila harus berbeda dengan orang lain.
  • Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.
  • Bertanggungjawab atas tindakannya sendiri.

Sementara itu Babari (2002:145) membagi ciri-ciri kemandirian dalam lima jenis, yaitu:

  • Percaya Diri
  • Mampu bekerja sendiri
  • Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya
  • Menghargai waktu
  • Bertanggung jawab

Berdasarkan uraian diatas sanggup diambil simpulan bahwa ciri-ciri kemandirian berguru pada setiap siswa akan nampak jikalau siswa telah memperlihatkan perubahan dalam berguru untuk bertanggung jawab terhadap tugasnya secara mandiri. Ciri-ciri kemandirian berguru ialah bisa bekerja sendiri, bertanggung jawab atas tindakannya, berusaha bekerja dengan tekun, berusaha merampungkan duduk kasus yang dialami, bisa bekerja sendiri, percaya diri dan menghargai waktu.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Menurut Basri (Nopianti, 2010 : 32) kemandirian berguru siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri (faktor endogen) dan faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (factor eksogen).

a.Faktor Endogen (internal)
Faktor endogen (internal) ialah semua dampak yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, menyerupai keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya semenjak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang meleket padanya. Segala sesuatu yang dibawa semenjak lahir ialah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan di dalam diri seseorang, menyerupai bakat, potensi intelektual dan potensi pertumbuhan tubuhnya.

b.Faktor Eksogen (eksternal)
Faktor eksogen (eksternal) ialah semua keadaan atau dampak yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasan-kebiasan hidup akan membentuk kepribadian, termaksut pula dalam hal kemandiriannya.

Sementara itu Thoha (1996:124-125) faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian sanggup dibedakan dari dua arah, yakni:
1. Faktor dari dalam
Faktor dari dalam diri anak ialah antara faktor kematangan usia dan jenis kelamin. Di samping itu intelegensi anak juga besar lengan berkuasa terhadap kemandirian anak.

2. Faktor dari luar
Adapun faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian anak adalah

  • Kebudayaan, masyarakat yang maju dan kompleks tuntutan hidupnya cenderung mendorong tumbuhnya kemandirian di banding dengan masyrakat yang sederhana
  • Keluarga, meliputi aktifitas pendidikan dalam keluarga, cenderung cara mendidik anak, cara menawarkan peniaian kepada anak bahkan hingga cara hidup orang bau tanah besar lengan berkuasa terhadap kemandirian anak.
  • Gen atau keturunan orang tua. Orang bau tanah mempunyai sifat kemandirian tinggi sering kali menurunkan anak yang mempunyai kemandirian juga.
  • Pola asuh orang tua. Cara orang bau tanah mengasuh dan mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan anak remaja.
  • Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekoah yang tidak membuatkan demokratis pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja sebagai siswa.
  • Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki strukrut sosial, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif sanggup menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja atau siswa.

Dari uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa dalam mencapai kemandirian seseorang tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendasari terbentuknya kemandirian itu sendiri.

Faktor-faktor ynag mempengaruhi kamandirian sangat menentukan sekali tercapainya kemandirian seseorang, begitu pula dengan kemandirian berguru siswa dipengaruhi olleh faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, maupun yang berasal dari luar yaitu lingkungan keuarga, sekolah, lingkungan sosial ekonomi dan lingkungan. masyarakat. Faktor-faktor tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan yang selanjutnya akan menentukan seberapa jauh seorang individu bersikap dan berfikir secara sanggup bangkit diatas kaki sendiri dalam kehidupan lebih lanjut. Dengan demikian, penulis beropini dalam mencapai kemandirian seseorang tidak lepas dari faktor-faktor tersebut pada siswa tersebut melihat, mencicipi dan melaksanakan aktifitas berguru atau kegiatan berguru sehari-hari di dalam lingkungan kawasan tinggalnya.

Aspek-aspek Kemandirian Belajar Siswa

Dalam keseharian siswa sering dihadapkan pada permasalahan yang menuntut siswa untuk sanggup bangkit diatas kaki sendiri dan menghasilkan suatu keputusan yang baik. Hvighurst dalam Mu’tadin (2002) menyebut bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

  • Aspek intelektual, aspek ini meliputi pada kemampuan berfikir, menalar, memahami bergam kondisi, situasi dan gejala-gejala duduk kasus sebagai dasar perjuangan mengatasi masalah.
  • Aspek sosial, berkenaan dengan kemampuan untuk berani secara aktif membina kekerabatan sosial, namun tidak tergantung pada kehadiran orang lain di sekitarnya.
  • Aspek emosi, meliputi kemampuan individu untuk mengelola serta mengendalikan emosi ddan reaksinya dengan tidak bergantung secara emosi pada orang tua.
  • Aspek ekonomi, meliputi kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi tidak lagi bergantung pada orang tua.

Dari klarifikasi di atas maka sanggup disimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut saling terkait satu sama lainnya, lantaran aspek tersebut mempunyai dampak yang sama kuat dan saling melengkapi dalam membentuk kemandirian berguru dalam diri seseorang.

Keterampilan-keterampilan Belajar secara Mandiri

Menurut Suparno (2001: 106-126), ada beberapa keterampilan-keterampilan berguru yang harus dimilliki oleh siswa biar sanggup meningkatkan kemandirian dalam belajarnya, yaitu:
a. Mengenali diri sendiri
memahami diri sendiri menjadi sangat penting lantaran banyak orang yang keliru menafsirkan kemampuan-kemampuan dirinya baik lantaran menilai terlalu optimis maupun sebaiknya lantaran terlalu pesimistik dan menilai rendah kemampuan-kemampuannya dan akan sangat penting untuk memahami apa yang bekerjsama ingin dicapai atau dicita-citakan, yang merupakan visi terhadap kehidupan yang akan datang.

b. Memotivasikan diri sendiri
motivasi ada yang bersifat instrinsik yaitu yang memang tumbuh di dalam orang bau tanah itu sejka awal, tetapi ada juga motivasi yang siftanya ekstrinsik yaitu yang berasal dari luar dirinya, apakah itu dari orang tua, guru, sobat ataupun tuntutan pekerjaan. Menumbuhkan motivasi ini bekerjsama bisa dipelajari yaitu dengan cra menciptakan daftar keuntungan-keuntungan yang kan diperoleh tatkala tetapkan untuk mempelajari sesuatu.

c. Mempelajari cara-cara berguru efektif
tipe atau gaya orang untuk berguru merupakan hal yang unik untuk dirinya dan makin sangat berbeda dengan gaya berguru orang lain, namun ada beberapa tips yang sanggup dicatat ihwal tindakan-tindakan yang sanggup membantu mengefektifkan seseorang dalam belajar, diantaranya:
1). Membuta rangkuman
Rangkuman ialah ikhtisar ihwal hal-hal esensial yang terkandung dalam materi bacaan atau pemaparan verbal yang kita simak tersebut yang lebih ramping. Ranngkuman membantu seseorang saat mengulang pekerjaan atau saat mencoba mengingat kembali apa yang telah dibacanya. Setelah selesai membaca dan menciptakan rangkuman sanggup menciptakan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab sendiri.

2). Membuat pemetaan konsep-konsep penting
Pemetaan merupakan citra konsep-konsep yang berhubungan, dalam hal ini pemetaan konsep-konsep penting maka ada konsep utama dan ada konsep suplemen yang diasosiasikan dengan konsep utama. Konsep suplemen dan konsep asosiasi itu sanggup diperoleh dari materi bacaan itu sendiri.

3). Mencatat hal-hal yang esensial dan menciptakan komentar
Cara mencatat semacam ini sanggup dilakukan pada kertas yang terpisah, yang dibagi menjadi dua bagian; di sebelah kiri dibentuk catatan-catatan penting yang sifatnya deskriptif sesuai dengan apa yang dibaca atau yang didengar. Di sebelah kanan dibentuk catatan-catatan yang sifatnya personal, dapat kesan atau menghubungkan pengalaman sebelumnya.

4). Membaca secara efektif
a. Skimming
Skimming bearti membaca selintas dan cepat untuk melihat citra sangat umum dengan membaca judul-judul dan potongan lainnya secara garis besar.

b.Scanning
Scanning adalah cara membaca dengan melihat judul potongan kemudian judul-judul sub potongan atau pasal-pasal di dalam suatu potongan serta dengan membaca kalimat-kalimat awal pada tiap-tiap paragraf yang sering disebut topic sentence.

c. Membaca simpulan
setiap simpulan berisi ide-ide pokok ihwal apa yang telah dipaparkan sebelumnya dan berfungsi untuk meningkatkan kembali kepada pembacanya bahwa inilah ide-ide pokok dari
penulis.

d. Membaca untuk pendalaman
Dalam membaca untuk mendalami sesuatu, orang melakukannya secara cermat dan penuh kesadaran, artinya tidak sambil melamun, mendalami isi bacaan kalimat per kalimat. Dalam kegiatan ini seseorang harus sanggup menangkap inspirasi yang tersirat (reading between the lines).

e. Memanfaatkan indeks
indeks menolong pembaca untuk mengetahui ada tidaknya atau dimna suatu gosip yang diperlukannya dipaparkan dalam buku.

5). Membuat situasi yang kondusif
Belajar ialah pekerjaan yang memerlukan pengrahan penglihatan, pendengaran, latihan dan pikiran. Oleh lantaran itu diharapkan suasana yang menunjang menyerupai kawasan yang realatif damai dan pikiran yang konsentrasi. Cara berguru yang sehta ialah car yang tidak mengganggu postur badan dan tidak menggangu konsentrasi.

6). Mengenali lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungna ialah lingkungn berguru atau sumber-sumber berguru yang tidak terhitung jumlahnya. Sumber-sumber berguru berupa orang, materi bacaan, forum atau institusi, maupun setting yang sengaja maupun yang semula tidak sengaja untuk dijadikan sumber berguru tetapi sanggup berfungsi sebagi sumber belajar.

a. Mengarahkan diri sendiri dalam belajar
yang dimaksud dengan mengarahkan diri sendiri dalam berguru ialah memulai kegiatan belajr lantaran lingkungan yang mendorongnya melaksanakan sesuatu. Ada pula orang yang mengarahkan diri sendiri di dalam berguru lantaran memang sistem dalam lingkungannya menawarkan peluang, selian itu ada juga orang yang melaksanakan kegiatan pengarahan diri dalam berguru itu lantaran faktor kebetulan saat ia sudah mempunyai waktu luang untuk mempeljari sesuatu yang menjadi minatnya.

b. Catatan harian
catatan harian bertujuan untuk mencatat apa yang harus dilakukan, apa yang telah dicapai, serta apa yang harus dicapai, masalah-masalah yang harus diselesaikan, dengan catatn harian ini membantu ingatan seseorang.

Dari klarifikasi di atas maka sanggup disimpulkan bahwa keterampilanketerampilan yang dimiliki siswa sanggup meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar.

Posting Komentar untuk "Pengertian Kemandirian Belajar"