Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Macam-Macam Nilai Agama Islam

Jejak PendidikanPosisi agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan kehidupan dan abjad insan khususnya bagi para siswa yang masih membutuhkan pelatihan pedoman Islam. nilai agama Islam yang terkandung dalam pedoman Islam menjadi landasan dan patokan dari segi standarisasi abjad manusia. Nilai-nilai agama Islam perlu di tanamkan biar lebih mudak untuk membentuk abjad insan sesuai dengan pedoman Islam. Sebelum menanamkan nilai-nilai agama Islam, terlebih dahulu mengetahui pedoman Islam yang meliputi tiga hal:
  1. Iman, yaitu kepercayaan yang meresap kedalam hati dengan penuh keyakinan, tidak bercampur dengan keraguan sedikit pun, serta memperlihatkan efek terhadap pandangan hidup tingkah abjad dan perbuatan sehari-hari , yang meliputi rukun iman: doktrin kepada Alloh SWT, doktrin kepada malaikatNya, doktrin kepada KitabNya, doktrin kepada RasulNya, Hari Akhir, Qadha dan
  2. Islam merupakan Agama yang diberikan oleh Alloh dalam membimbing insan untuk mengikuti semua ajaran-ajaran yang telah ditetapkan dalam hal ibadah, yang meliputi rukun Islam: mengucapkan syahadat, mendirikan sholat, membayar zakat,
  3. berpuasa di bulan ramadhan dan melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu.
  4. Ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan seorang hamba seakan-akan hamba itu melihat Allah, dan bila tidak melihatNya maka ia meyakini bahwa Allah lah melihatnya.


Posisi agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan kehidupan dan Macam-macam Nilai agama Islam

Mengkaji Nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam sangat luas, lantaran nilai-nilai Islam menyangkut banyak sekali aspek dan membutuhkan telaah yang luas. Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam pedoman Islam untuk mengetahui nilai-nilai agama Islam meliputi tiga aspek sebagai berikut:

a) Nilai Akidah
Nilai doktrin mempunyai peranan yang sangat penting dalam pedoman Islam, sehingga penempatanya berada di posisi yang utama. Akidah secara etimologis berarti yang terikat atau perjanjian yang teguh, dan kuat, tertanam dalam hati yang paling dalam. Secara etimologis berarti credo, creed yaitu sebuah keyakinan hidup dalam arti khas, yaitu pengingkaran yang bertolak dari hati. Dengan demikian, doktrin yaitu urusan yang wajib diyakini kebenaranya oleh hati, menentramkan jiwa, dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan.

Aspek nilai doktrin tertanam semenjak insan dilahirkan, telaah tersebut tertuang dalam surat Al-A‟raf ayat 172:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan belum dewasa Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah saya ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) semoga di hari simpulan zaman kau tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) yaitu orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".

Akidah atau keimanan merupakan landasan bagi umat Islam, lantaran dengan doktrin yang besar lengan berkuasa seseorang tidak akan goyah dalam hidupnya. Akidah dalam Islam mengandung arti adanya keyakinan dalam hati ihwal Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dalam verbal dan kalimat syahadat dan perbuatan dengan amal sholeh. Oleh lantaran itu, persyaratan bagi seseorang semoga bisa disebut orang muslim dalam mengucapkan dua kalimah syahadat. Akan tetapi, akreditasi tersebut tidak sekedar pengucapan semata, tetapi juga harus disertai keyakinan yang besar lengan berkuasa dalam hati dan dibuktikan dengan amal.

Akidah sebagai sebuah kayakinan akan membentuk tingkah laku, bahkan mensugesti kehidupan seorang muslim. Menurut Abu A‟la Al-Maududi, efek doktrin dalam kehidupan sebagai berikut:
  1. Menjauhkan insan dari pandangan yang sempit dan picik.
  2. Menghilangkan sifat sedih dan frustasi dalam menghadapi setiap duduk perkara dan situasi
  3. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.
  4. Menanamkan sifat kesatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko.
  5. Membentuk insan menjadi jujur dan adil.
  6. Membentuk pendirian yang teguh, sabar, taat dan disiplin dalam menjalankan illahi.
  7. Mencipatakan sikap hidup tenang dan ridha.


Akidah atau keimanan yang dimiliki setiap orang selalu berbeda. Akidah mempunyai tingkatan-tingakatan yang berbeda pula. Tingkatan-tingkatan doktrin adalah:
  1. Taqlid, tingakatan keyakinan berdasarkan pendapat orang lain tanpa dipikirkan. Dengan kata lain, keyakinan yang dimilikinya yaitu memalsukan ada orang lain tanpa tahu dasarnya.
  2. Yakin, tingkatan keyakinan yang didasarkan atas bukti dan dalil yang jelas, tetapi belum menemukan relasi yang besar lengan berkuasa antara obyek keyakinan dengan dalil yang diperolehnya.
  3. Ainul yakin, tingkatan keyakinan berdasarkan dalil rasional, ilmiah dan mendalam sehingga bisa menunjukan obyek  keyakinan dengan dalil-dalil serta bisa memperlihatkan argumentasi terhadap sanggahan-sanggahan yang datang.
  4. Haquul yakin, tingkatan keyakinan yang disamping berdasarkan dalil-dalil rasional, ilmuah dan mendalam, juga bisa menunjukan relasi antara objek keyakinan dengan dalil-dalil, serta bisa menemukan dan mencicipi keyakinan tersebut melalui pengalaman agamanya.


b) Nilai Syari’ah
Syariah berdasarkan bahasa berarti kawasan jalannya air, atau secara maknawi syariah artinya sebuah jalan hidup yang ditentukan oleh Allah sebagai panduan dalam menjalankan kehidupan dunia dan Akhirat.

Syariah merupakan sebuah panduan yang diberikan oleh Allah SWT berdasarkan sumber utama yang berupa Al-Quran dan As-Sunnah serta sumber yang berasal dari logika insan dalam ijtihad para ulama atau para sarjana Islam.

Kata syariah berdasarkan pengertian aturan Islam yaitu hukum-hukum atau aturan yang diciptakan Allah untuk semua hamba-hambaNya semoga diamalkan demi menerima kebahagiaan dunia dan akhirat. Syariah juga bisa diartikan sebagai satu sistem yang kuasa yang mengatur relasi antara insan dengan Tuhan, relasi insan dengan alam sekitarnya. Menurut Mamoud Syaltout dalam Muhammad Alim, syariah sebagai peraturan-peraturan atau pokok-pokoknya digariskan oleh Allah semoga insan berpegang kepadanya, dalam mengatur relasi insan dengan Tuhanya, sesama manusia, alam dan relasi insan dengan kehidupan.

Menurut Taufik Abdullah, syariah mengandung nilai-nilai baik dari aspek ibadah maupun mumallah. Nilai-nilai tersebut diantaranya:
  1. Kedisiplinan, dalam beraktifitas untuk beribadah. Hal ini sanggup dilihat dari perintah sholat dengan waktu-waktu yang telah ditentukan.
  2. Sosial dan kemanusiaan.
  3. Keadilan, Islam sangat menjujung tingggi nilai-nilai keadilan. Hal ini bisa dilihat dalam waris, jual, haad(hukuman), maupun pahala dan dosa.
  4. Persatuan, hal ini terlibat pada sholat berjamaah, proposal dalam pengambilan dikala musyawarah.
  5. Tanggung jawab, dengan adanya aturan-aturan kewajiban insan sebagai hamba kepada TuhanNya yaitu melatih insan untuk bertanggung jawab atas segala hal yang dilakukan.


 Jika syariah dikaji secara mendetail bahwa di dalamnya terdapat nilai-nilai dan norma dalam pedoman agama Islam yang ditetapka oleh pedoman Islam yang ditetapkan oleh Tuhan bagi segenap insan yang akan sanggup mengantarkan pada makna hidup yang hakiki.

Hidup yang selalu berpegang teguh pada syariah akan membawa kehidupanya untuk selalu berperilaku yang sejalan dengan ketentuan Allah dan RasulNya. Sejalan dengan hal tersebut, kualitas doktrin seseorang sanggup dibuktikan dengan pelaksanaan ibadah secara tepat dan terealisasinya nilai-nilai yang terkandung di dalam syariah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

c) Nilai Akhlak
Dalam agama Islam, sopan santun atau sikap seseorang muslim seseorang sanggup memperlihatkan suatu citra akan pemahamanya terhadap agama Islam. nilai-nilai sopan santun sangatlah penting untuk diketahui dan diaktualisasikan oleh seseorang muslim atau seseorang ketika dalam proses pelatihan dan membentuk abjad yang tercermin sebagi muslim yang sejati. Secara etimologi, pengertian sopan santun berasal dari bahasa arab yang berarti akal pekerti, tabi‟at, perangai, tingkah laris buatan, ciptaan.

Adapun sopan santun secara terminologi yang mengutip pendapat dari ulama Ibn Maskawaih dalam bukunya Tahdzib al-ahlak yang mendifinisikan bahwa sopan santun yaitu keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa terlebih dahulu melalui pemikiran dan pertimbangan. Selanjutnya dari Imam Al-Ghazali kitabnya Ihya’ Ulum Al-Din menyatakan bahwa sopan santun yaitu citra tingkah laris dalam jiwa yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Dari pengertian diatas sanggup diambil kesimpulan bahwa ahklak yaitu keadaan yang menempel pada jiwa manusia. Karena itu, suatu perbiatan tidak sanggup disebut sopan santun kecuali memenuhi beberapa syarat yaitu:
  1. Perbuatan tersebut telah tertanam besar lengan berkuasa dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadian
  2. Perbuatan tersebut dilakukan dengan gampang tanpa pemikiran. Ini bukan berarti perbuatan itu di lakukan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur, mabuk, atau gila.
  3. Perbuatan tersebut timbul dari dalam dorongan seseorang yang mengerjakanya tanpa ada suatu paksaan atau tekanan dari luar.
  4. Perbuatan tersebut dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main, akal-akalan atau sandiwara.


Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam agama Islam. sopan santun diibaratkan suatu “buah” pohon Islam yang berakarkan aqidah, bercabang dan syari‟ah. Dalam surat Al-Qoalam ayat 4 menjelaskan ihwal pentingnya akhlak:
Dan Sesungguhnya kau benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Ruang lingkup pedoman sopan santun tidak jauh berbeda dengan pedoman Islam itu sendiri, khususnya yang bekerjasama dengan Tuhan dan sesama manusia. Akhlak dalam pedoman Islam meliputi banyak sekali aspek, dimulai sopan santun terhadap Allah sampai terhadap sesama manusia. Lebih jelasnya berdasarkan Muhammad Alim sebagai berikut:

(1) Akhlak Terhadap Allah
Berbagai cara yang dilakukan untuk berakhlak kepada Allah dan kegiatan-kegiatan menanamkan nilai-nilai sopan santun kepada Allah. Diantara nilai-nilai keTuhanan yang fundamental adalah:
  1. Iman, sikap batin yang penuh keyakinan terhadap Allah bersama-sama selalu hadir atau bersama insan dimanapun insan itu berada.
  2. Ihsan, kesadaran yang tinggi akan kehadiran Allah bersama insan dan dimanapun insan itu berada.
  3. Taqwa, yaitu berusaha berbuat hanya sesuatu yang diridhoi Allah dengan menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridhai Nya.
  4. Ikhlas, yatiu sikap murni dalam tingkah laris dan perbuatan semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah dan bebas dari pamrih.
  5. Tawakkal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah denga penuh impian dan keyakinan bahwa ia yang akan menolong insan dalam memperlihatkan jalan terbaik.
  6. Syukur, yaitu sikap penuh rasa terima kasih dan penghargaan atas semua nikmat dan karunia yang tak terhitung.
  7. Sabar, yaitu sikap tabah dalam menghadapi segala kepahitan hidup. Dengan kata lain, tabah yaitu sikap batin yang tumbuh lantaran kesadaran akan asal dan tujuan hidup, yaitu Allah SWT.


(2) Akhlak Terhadap Manusia
Nilai-nilai sopan santun terhadap sesama insan sangat banyak, dan berikut ini diantara nilai-nilai tesebut yang patut dipertimbangkan:
  1. Silaturahmi, yaitu sikap menyambung rasa cinta kasih sesama manusia.
  2. Persaudaraan (ukhuwwah), yaitu semangat persaudraan. Maksudnya insan itu harus saling menjaga dan tidak gampang menganggapnya dirinya yang paling baik.
  3. Persamaan, (musawwah), yaitu pandangan bahwa semua insan itu sama harkat dan martabat.
  4. Adil, Yaitu wawasan seimbang dalam memandang, menilai, atau menyikapi seseuatu atau seseorang.
  5. Baik sangka, yaitu sikap penuh baik sangka kepada orang lain.
  6. Rendah hati, yaitu sikap yang tumbuh lantaran kesadaran bahwa segala kemulyaan hanya milik Allah.
  7. Tepat komitmen (al-wafa), yaitu selalu menepati komitmen apabila menciptakan perjanjian dengan orang lain.
  8. Lapang dada (Insyrof), yaitu sikap penuh kesadaran menghargai pendapat orang lain.
  9. Dapat dipercaya, yaitu penampilan diri yang sanggup dipercaya.
  10. Perwira, yaitu sikap denga penuh harga diri, namun tidak sombong, tetap rendah hati, dan tidak gampang memperlihatkan sikap pemalas.
  11. Hemat, yaitu sikap yang bisa meminit dan tidak kikir dalam memakai harta.
  12. Dermawan, yaitu sikap meiliki kesediaan yang besar dalam menolong sesama manusia


 Nilai-nilai sopan santun terhadap sesama insan diatas sanggup membentuk peribadi seseorang dan juga sanggup membentuk ketakwaan kepada Allah. Nilai-nilai ditata yang mementuk sopan santun masih bisa ditambah lagi dengan beberapa nilai yang masih banyak sekali
                   
(3) Akhlak Terhadap Lingkungan
 Pengertian lingkungan yaitu segala sesuatu yang ada disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda yang tidak bernyawa.


Pada dasarnya, nilai-nilai sopan santun terhadap lingkungan ini bersumber dari fungsi insan sebagai khilafah. Sikap kekhalifahan ini menuntut adanya interaksi insan dengan sesamanya dan juga alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, memelihara, serta bimbingan semoga setiap mahkluk mencapai tujuan penciptanya. Berarti insan dituntut untuk menjaga kesediaan alam yang ada. Yaitu mengantarkan insan turut bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya dan dilarang merusak terhadap lingkungan. Dari beberapa uraian diatas, didalam pedoman Islam sopan santun itu sangan pentng dan bersifat komprehensif dalam meliputi banyak sekali mahkluk di muka bumi ini. Hal demikian dilakukan lantaran seluruh makhluk saling membutuhkan dengan sesama makhluk yang lain.

Posting Komentar untuk "Macam-Macam Nilai Agama Islam"