Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Aksara Bab Ii

Jejak Pendidikan- Menurut Q-Annes & Hanbali, bahwa abjad ialah lautan, tidak selemai & tidak sanggup diintervensi. Faktor ini memperkuat bahwa abjad sanggup membedakan seorang dgn orang lain. Dijelaskan lebih lanjut oleh Q-Annes & Hanbali bahwa orang yg memiliki abjad besar lengan berkuasa yakni mereka yg tak ingin dikuasai oleh sekumpulan realitas yg sudah ada demikian saja dari sono-nya, sementara, orang yg memiliki abjad lemah merupakan orang yg patuh terhadap sekumpulan keadaan yg sudah diberikan kepadanya tidak dengan bakal menguasainya.

Menurut Cronbach, menyebut bahwa watak bersifat amoral bila tersangka tak menyadari atau tak peduli dgn akhir dari tindakannya pada orang lain. Bayi yg belum miliki planning menyangkut baik atau tidak baik ialah amoral. Sementara seseorang yg bijaksana (expendient) yaitu pun berpusat ada dirinya tapi perilakunya jauh terkontrol. dia tahu pentingnya memperhatikan reaksi orang lain utk mengenal makin jauh lagi . 

Menurut Sparks, menyebut bahwa dengan cara umum fungsi dari abjad yaitu :
  1. one’s sense of right and wrong;
  2. one’s standards of what is good and just;
  3. one’s judgement of what constitutes good and bad behavior. Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa pada esensinya ada dua dimensi karakter; one is focused on the individual’s biliefs, amoral reseaning, and sistem of values; the other is focused on the individual’s actions and conduct. 

Baca Juga: Konsep Pendidikan Karakter

Dimensi mula-mula ialah planning pengembangan abjad yg secara tradisional  jadi pendorong pendidikan di Amerika Serikat sedangkan dimensi yg ke-2 ialah wangsit pendidikan moral yg dikenal sewaktu thn 1960-an & 1970-an. Tapi di akui olehnya bahwa pengembangan abjad & pendidikan sopan santun tidak serupa karena nilai-nilai & tingkat daypikir sopan santun seseorang ialah sentra bagi wangsit karakter. Dgn kata lain, ada saling keterkatian antara pedoman & tindakan, 
That is, individuals act in acdordance with their persepection, values and beliefs, and in turn, the action and behaviors an individual chooses in resolving dilemas and making decisions are manifestation of those perspections, values, and beliefs. 

Dalam National Conference on Character Bulding yg membahas The Need for Character Education yg diselenggarakan oleh International Education Foundation bekerja sama-sama dgn DEPDIKNAS, Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, DEPAG, UNDP & sejumlah LSM di Jakarta mempertanyakan : What is meant by “character”? konferensi merumuskan pengertian abjad sbg berikut : 
"Character has been defined as the inner disposition conductive to right conduct. It is a person’s collection of attitudes and habits which enable and facilitate sopan santun action. It is the foundation for all activity in the world; every task and every achievement bears the imprint of ones’s character. Moreover, as we shall see, one result of attaining good character is that individuals are able to love others well and become more productive citizens. Good character is thus the foundatio for all human endeavors". 

Lebih lanjut, dalam dokumen konferensi tersebut dibahas serta perbedaan pengertian antara personality & character. 
"Personality is unique. It varies from person, as do talents and general abilities. Character, on the otehr hand, can be shared by many people. It is composed of virtues that are universal". 
Spesifikasinya diatas memperjelas bahwa istilah personality mengatakan kekhasan atau ciri khas yg dimiliki oleh seseorang atau perseorangan, alasannya ialah faktor pembawaan atau talenta & kapabilitas umum sedangkan istilah character mengatakan kekhasan yg dimiliki sejumlah orang termasuk juga kebajikan-kebajikan yg bersifat universal.

Maka bakal diilustrasikan barangkali seseorang personalitinya seorang periang atau pendiam namun ke-2 personaliti tadi bakal memiliki abjad yg sama ibarat jujur, adil, ulet, pekerja keras, tanggung jawab, komitmet, senantiasa sharing, patuh hukum dan seterusnya karena abjad pada dasarnya dimiliki oleh tiap-tiap orang. 

Dijelaskan pun bahwa pada intinya, abjad yg baik berada tertanam dengan cara baik di dalam hati, yg dinamakan juga “moral heart” atau berdasarkan Agustian bunyi hati yg terletak pada god spot. Dengan Cara kusus dinyatakan bahwa:
"Heart is the source of the mendasar impulse for relatedness. it is what motivates a person to yearn to the joy of loving and being loved, the satisfaction of valuing and being valued".

Yg jadi dilema apakah abjad tersebut terbangun atau tidak. Maka bagaimanakah utk membangunkan kembali abjad yg baik (good character) sehingga Pendidikan karakter jadi mutlak peranannya. 

Posting Komentar untuk "Konsep Aksara Bab Ii"