Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Qur’An
Jejak Pendidikan- Pembelajaran membaca al-Qur’an terdiri dari tiga kata, yakni pembelajaran, membaca, dan al-Qur’an. Ketiga kata tersebut tidak sanggup bangun sendiri melainkan memiliki relasi yang bersahabat antara satu dengan yang lainnya. Sehingga ketiganya memiliki pengertian yang integral yaitu pengertian pembelajaran membaca al-Qur’an atau wacana pembelajaran membaca Al-Qur’an.
Kata “pembelajaran” merupakan terjemahan dari kata “instruction”. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan sanggup mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat banyak sekali media, menyerupai bahan-bahan cetak, jadwal televisi, gambar, audio dan lain sebagainya. Sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses berguru mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam berguru mengajar. Sebagaimana ungkapan Gagne yang dikutip oleh Wina Sanjaya. Dalam bukunya Strategi Pembelajaran;
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, bahwa pembelajaran yaitu “Instruction is a set of event that effect learners insuch a way that learning is facilitated”, yang artinya “Pembelajaran yaitu satu rangkaian kejadian yang menghipnotis pelajar sedemikian rupa sehingga pelajaran dimudahkan.”
Sehingga berdasarkan Gagne, mengajar atau teaching merupakan bab dari pembelajaran (instruction), di mana tugas guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen banyak sekali sumber dan kemudahan yang tersedia untuk dipakai atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Dalam istilah “pembelajaran” lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil teknologi yang sanggup dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar. Dalam hal ini, siswa diposisikan sebagai subyek berguru yang memegang peranan utama, sehingga dalam setting proses berguru mengajar siswa dituntut beraktivitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari materi pelajaran.
Hal itulah yang membedakan antara pembelajaran dan pengajaran. Kalau dalam istilah pengajaran atau teaching menempatkan guru sebagai “pemeran utama” memperlihatkan informasi, maka dalam istilah pembelajaran atau instruction, guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, mengatur banyak sekali sumber dan kemudahan untuk dipelajari siswa.
Selanjutnya, berdasarkan Endang Poerwanti dan Nur Widodo, yang mengutip pendapatnya Wuryadi menjelaskan bahwa pembelajaran yaitu proses perubahan status siswa dari tidak tahu menjadi tahu yang mencakup pengetahuan, sikap, dan tingkah laku.
Dan berdasarkan Oemar Hamalik, pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan mekanisme yang saling menghipnotis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan definisi membaca yaitu “Reading is responding orally to printed symbols” yang artinya membaca yaitu reaksi secara verbal terhadap simbol-simbol tertulis.
Dan berdasarkan Sudarso, membaca yaitu aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah mencakup orang harus memakai pengertian, khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Dari kedua pengertian di atas sanggup disimpulkan bahwa membaca yaitu suatu aktifitas melafalkan atau melisankan kata-kata yang dilihatnya dengan mengerahkan beberapa tindakan melalui pengertian dan mengingat-ingat.
Mengenai al-Qur’an, para ulama telah setuju mendefinisikan al-Qur’an sebagai berikut:
Kata “pembelajaran” merupakan terjemahan dari kata “instruction”. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan sanggup mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat banyak sekali media, menyerupai bahan-bahan cetak, jadwal televisi, gambar, audio dan lain sebagainya. Sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses berguru mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam berguru mengajar. Sebagaimana ungkapan Gagne yang dikutip oleh Wina Sanjaya. Dalam bukunya Strategi Pembelajaran;
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, bahwa pembelajaran yaitu “Instruction is a set of event that effect learners insuch a way that learning is facilitated”, yang artinya “Pembelajaran yaitu satu rangkaian kejadian yang menghipnotis pelajar sedemikian rupa sehingga pelajaran dimudahkan.”
Sehingga berdasarkan Gagne, mengajar atau teaching merupakan bab dari pembelajaran (instruction), di mana tugas guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen banyak sekali sumber dan kemudahan yang tersedia untuk dipakai atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Dalam istilah “pembelajaran” lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil teknologi yang sanggup dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar. Dalam hal ini, siswa diposisikan sebagai subyek berguru yang memegang peranan utama, sehingga dalam setting proses berguru mengajar siswa dituntut beraktivitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari materi pelajaran.
Hal itulah yang membedakan antara pembelajaran dan pengajaran. Kalau dalam istilah pengajaran atau teaching menempatkan guru sebagai “pemeran utama” memperlihatkan informasi, maka dalam istilah pembelajaran atau instruction, guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, mengatur banyak sekali sumber dan kemudahan untuk dipelajari siswa.
Selanjutnya, berdasarkan Endang Poerwanti dan Nur Widodo, yang mengutip pendapatnya Wuryadi menjelaskan bahwa pembelajaran yaitu proses perubahan status siswa dari tidak tahu menjadi tahu yang mencakup pengetahuan, sikap, dan tingkah laku.
Dan berdasarkan Oemar Hamalik, pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan mekanisme yang saling menghipnotis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan definisi membaca yaitu “Reading is responding orally to printed symbols” yang artinya membaca yaitu reaksi secara verbal terhadap simbol-simbol tertulis.
Dan berdasarkan Sudarso, membaca yaitu aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah mencakup orang harus memakai pengertian, khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Dari kedua pengertian di atas sanggup disimpulkan bahwa membaca yaitu suatu aktifitas melafalkan atau melisankan kata-kata yang dilihatnya dengan mengerahkan beberapa tindakan melalui pengertian dan mengingat-ingat.
Mengenai al-Qur’an, para ulama telah setuju mendefinisikan al-Qur’an sebagai berikut:
Al-Qur’an yaitu kalam Allah yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada nabi dan rasul terakhir dengan mediator malaikat Jibril AS yang ditulis dalam mushaf disampaikan secara mutawatir dan merupakan ibadah bagi yang membacanya, yang diawali surat al-Fatihah dan diakhiri surat an-Nas”.Secara keseluruhan yang dimaksud pengertian pembelajaran membaca al-Qur’an yaitu sebuah proses yang menghasilkan perubahan-perubahan kemampuan melafalkan kata-kata, huruf atau huruf al-Qur’an yang diawali huruf ( ء) hingga dengan huruf (ي) yang dilihatnya dengan mengerahkan beberapa tindakan melalui pengertian dan mengingat-ingat.
Sumber:
- Endang Poerwanti dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik (Malang:Univesrsitas Muhammadiyah Malang Pers, 2002).
- Oemar Hamalik, Kurikulum & Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001).
- Donald D. Hammil dan Nettie R. Bartel, Teaching Children with Learning and Behavior Problem, (Masschusetts: Allyn and Bacon, Inc, 1978).
- Sudarso, System Membaca Cepat Dan Efektif, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993),
- Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007).
Posting Komentar untuk "Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Qur’An"