Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Sikap Keagamaan Siswa

Kecerdasan emosional merupakan suatu bentuk kemampuan memahami, memantau, mengendalikan perasaan dan emosi diri sendiri maupun orang lain serta memakai perasaan-perasaan tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan diri. Kecerdasan ini merupakan hasil mencar ilmu insan melalui lingkungan dan pergaulannya.

Emosi sanggup dijadikan alat untuk meningkatkan pikiran faktual dengan cara-cara tertentu.Diantaranya dengan menawarkan cita-cita dalam diri seseorang.Karena intinya emosi menggerakkan kita untuk meraih sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.Emosi sanggup menjadi materi bakar untuk memotivasi diri dan selanjutnya membentuk persepsi dan menggerakkan tindakan-tindakan seseorang.

Kecerdasan emosional (Emotional Intelligence) bukan didasarkan pada kepintaran seorang anak, melainkan pada karakteristik pribadi atau huruf setiap individu.Penelitian-penelitian kini menemukan bahwa keterampilan sosial dan emosional ini lebih penting bagi keberhasilan dan kesuksesan hidup daripada kemampuan intelektual.

Dalam perkembangannya insan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial dan budaya setempat, tradisi, norma-norma, sikap kedua orang tua, cara orang renta mendidik dan memperlakukan anak.

Kecerdasan emosional mempunyai relevansi yang sangat penting dalam proses pembentukan dan pengembangan sikap keagamaan seseorang. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan berimplikasi pribadi pada tindakan dan sikap mereka yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, sangat terperinci bahwa kecerdasan emosional merupakan potensi fitrah manusia, yang jikalau difungsikan secara baik dan efektif mempunyai hubungan yang sangat besar dengan sikap keagamaan insan dalam memilih sikap dan tujuan yang mencerminkan kepribadiannya sebagai seorang insan yang berperilaku baik tanpa harus menghilangkan konsep agama sebagai landasan hidup manusia.

Sumber: 
Lawrence E. Saphiro, How to Rise A Child with A High EQ, Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak, terj. Alex Tri Kentjono, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003).

Posting Komentar untuk "Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Sikap Keagamaan Siswa"