Faktor-Faktor Yang Mensugesti Sikap Keagamaan
Jejak Pendidikan- Sebagaimana diketahui sikap atau acara yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akhir dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan, baik stimulus eksternal maupun stimulus internal.Karena sikap keagamaan merupakan bab dari keagamaan seseorang, maka faktor-faktor yang menghipnotis sikap keagamaan pun tidak lepas dari faktor keagamaan. Berikut yang termasuk faktor-faktor yang menghipnotis sikap keagamaan, yaitu:
a) Pengalaman Pribadi
Semua pengalaman langsung yang dilalui seseorang semenjak lahir yaitu pengalaman pribadinya. Pengalaman langsung termasuk pengalaman beragama, maka dalam pembentukan sikap dan sikap keagamaan hendaknya ditanamkan sedini mungkin dalam langsung seseorang yakni semenjak dini dari dalam kandungan.
b) Pengaruh Emosi
Emosi yaitu suatu keadaan yang menghipnotis dan menyertai kesesuaian di dalam diri secara umum, keadaan yang merupakan penggagas mental dan fisik bagi individu dan sanggup dilihat melalui tingkah laris luar.Emosi merupakan warna efektif yang menyertai sikap keadaan atau sikap individu.Yang dimaksud dengan warna efektif perihal perasaan yang dialami seseorang pada ketika menghadapi suatu situasi tertentu.Contoh, gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci, dan sebagainya.
Emosi mempunyai efek yang cukup besar dalam pembentukan sikap seseorang. Zakiah Daradjat menyatakan bahwa “sesungguhnya emosi memegang peranan penting dalam pembentukan sikap dan tindak agama. Tidak ada satu sikap atau tindak agama yang sanggup dipahami, tanpa mengindahkan emosinya”.
a) Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh anak. Dengan demikian, kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. Pengaruh kedua orang renta terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak dalam Islam sudah disadari.Keluarga dinilai sebagai faktor paling mayoritas dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan. Keterangan tersebut terperinci bahwa faktor keluarga sangat penting untuk mendidik anak dimasa pertumbuhan.Ajaran Islam menawarkan perhatian besar biar insan menjaga keluarganya.
Perkembangan jiwa keagamaan anak, dipengaruhi oleh gambaran anak terhadap orang tuanya. Jika orang renta memperlihatkan sikap dan tingkah laris orang renta yang baik, maka anak akancenderung mengidentifikasikan sikap dan tingkah laris orang tuanya. Demikian sebaliknya, kalau orang renta menampilkan sikap yang buruk, maka anaknya pun akan demikian. Berarti betapa berpengaruhnya gambaran orang renta terhadap pembentukan kepribadian anak.
b) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pembelajaran yang diatur sesuai dengan kurikulum. Sehingga dengan sistem tersebut anak akan memperoleh pengetahuan yang bertingkat secara terus menerus. Dalam hal ini termasuk pengetahuan agama. Dalam sekolah, anak diajarkan perihal Al-Qur’an hadits, fiqih, sejarah Islam, aqidah dan budbahasa yang kesemuanya terangkum dalam pendidikan agama Islam.
Melalui kurikulum yang berisi bahan pengajaran, sikap dan keteladanan guru serta pergaulan antar teman di sekolah dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik.Pembiasaan yang baik merupakan bab dari pembentukan moral yang dekat kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga tidak kalah penting dalam membentuk langsung anak, alasannya dalam masyarakat berkembang banyak sekali organisasi sosial, kebudayaan, ekonomi, agama dan lain-lain. Perkembangan masyarakat itu juga menghipnotis arah perkembangan hidup anak khususnya yang menyangkut sikap dan sikap sosial. Corak sikap anak atau cukup umur merupakan cerminan dari sikap lingkungan masyarakat. Oleh alasannya itu, kualitas perkembangan sikap dan kesadaran bersosialisasi anak sangat bergantung pada kualitas sikap sosial warga masyarakatnya.
Norma dan tata nilai yang ada dalam masyarakat besar lengan berkuasa dalam perkembangan jiwa keagamaan. Misalnya lingkungan masyarakat yang mempunyai tradisi keagamaan yang kuat akan besar lengan berkuasa positif bagi perkembangan jiwa keagamaan anak. Begitu juga sebaliknya
Rujukan:
Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri seseorang)
Faktor intern atau sanggup disebut juga faktor bawaan yaitu segala sesuatu yang di bawa semenjak lahir.Biasanya merupakan efek keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki orang tuanya, atau kombinasi antara keduanya. Faktor intern yang menghipnotis perkembangan seseorang diantaranya sebagai berikut:a) Pengalaman Pribadi
Semua pengalaman langsung yang dilalui seseorang semenjak lahir yaitu pengalaman pribadinya. Pengalaman langsung termasuk pengalaman beragama, maka dalam pembentukan sikap dan sikap keagamaan hendaknya ditanamkan sedini mungkin dalam langsung seseorang yakni semenjak dini dari dalam kandungan.
b) Pengaruh Emosi
Emosi yaitu suatu keadaan yang menghipnotis dan menyertai kesesuaian di dalam diri secara umum, keadaan yang merupakan penggagas mental dan fisik bagi individu dan sanggup dilihat melalui tingkah laris luar.Emosi merupakan warna efektif yang menyertai sikap keadaan atau sikap individu.Yang dimaksud dengan warna efektif perihal perasaan yang dialami seseorang pada ketika menghadapi suatu situasi tertentu.Contoh, gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci, dan sebagainya.
Emosi mempunyai efek yang cukup besar dalam pembentukan sikap seseorang. Zakiah Daradjat menyatakan bahwa “sesungguhnya emosi memegang peranan penting dalam pembentukan sikap dan tindak agama. Tidak ada satu sikap atau tindak agama yang sanggup dipahami, tanpa mengindahkan emosinya”.
Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri seseorang)
a) Lingkungan KeluargaKeluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh anak. Dengan demikian, kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. Pengaruh kedua orang renta terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak dalam Islam sudah disadari.Keluarga dinilai sebagai faktor paling mayoritas dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan. Keterangan tersebut terperinci bahwa faktor keluarga sangat penting untuk mendidik anak dimasa pertumbuhan.Ajaran Islam menawarkan perhatian besar biar insan menjaga keluarganya.
Perkembangan jiwa keagamaan anak, dipengaruhi oleh gambaran anak terhadap orang tuanya. Jika orang renta memperlihatkan sikap dan tingkah laris orang renta yang baik, maka anak akancenderung mengidentifikasikan sikap dan tingkah laris orang tuanya. Demikian sebaliknya, kalau orang renta menampilkan sikap yang buruk, maka anaknya pun akan demikian. Berarti betapa berpengaruhnya gambaran orang renta terhadap pembentukan kepribadian anak.
b) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pembelajaran yang diatur sesuai dengan kurikulum. Sehingga dengan sistem tersebut anak akan memperoleh pengetahuan yang bertingkat secara terus menerus. Dalam hal ini termasuk pengetahuan agama. Dalam sekolah, anak diajarkan perihal Al-Qur’an hadits, fiqih, sejarah Islam, aqidah dan budbahasa yang kesemuanya terangkum dalam pendidikan agama Islam.
Melalui kurikulum yang berisi bahan pengajaran, sikap dan keteladanan guru serta pergaulan antar teman di sekolah dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik.Pembiasaan yang baik merupakan bab dari pembentukan moral yang dekat kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga tidak kalah penting dalam membentuk langsung anak, alasannya dalam masyarakat berkembang banyak sekali organisasi sosial, kebudayaan, ekonomi, agama dan lain-lain. Perkembangan masyarakat itu juga menghipnotis arah perkembangan hidup anak khususnya yang menyangkut sikap dan sikap sosial. Corak sikap anak atau cukup umur merupakan cerminan dari sikap lingkungan masyarakat. Oleh alasannya itu, kualitas perkembangan sikap dan kesadaran bersosialisasi anak sangat bergantung pada kualitas sikap sosial warga masyarakatnya.
Norma dan tata nilai yang ada dalam masyarakat besar lengan berkuasa dalam perkembangan jiwa keagamaan. Misalnya lingkungan masyarakat yang mempunyai tradisi keagamaan yang kuat akan besar lengan berkuasa positif bagi perkembangan jiwa keagamaan anak. Begitu juga sebaliknya
Rujukan:
- Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).
- Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982).
- Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996).
- Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama, (Jakarta: Grafindo Persada, 2010).
Posting Komentar untuk "Faktor-Faktor Yang Mensugesti Sikap Keagamaan"