Unsur-Unsur Novel Api Tauhid
Jejak Pendidikan- Unsur-unsur yang terdapat dalam novel Api Tauhid mencakup unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Adapun unsur intrinsik dalam novel tersebut yaitu sudut pandang, setting dan penokohan. Sudut pandang pengarang pada novel ini memakai pandangan impersional, pengarang tidak ikut serta dalam bab penokohan di dongeng tersebut. Ia hanya serba melihat, mendengar dan serba tahu hingga ke dalam pikiran tokoh dan bisa mengisahkan diam-diam batin yang paling dalam dari tokoh novel Api Tauhid.
Setting atau latar dalam dongeng novel tersebut berada di Arab Saudi, Indonesia dan Turki yang memang merupakan tempat-tempat yang identik dengan dakwah Islam. Sedangkan penokohan dalam novel Api Tauhid yaitu sebagai berikut:
- Fahmi: seorang cowok Indonesia yang sedang menempuh kuliah sarjananya di Universitas Islam Madinah. Seorang cowok yang beriman dan mempunyai tabiat yang baik.
- Ali: teman sekamar Fahmi sekaligus teman dekat Fahmi semenjak menempuh pendidikan Pesantren di Indonesia.
- Hamzah M. Bardakoglu: teman sekelas Fahmi di Universitas Islam Madinah yang berasal dari Turki.
- Subki: teman Fahmi yang berasal dari Indonesia dan sedang menempuh pendidikan sarjana di Universitas Islam Madinah bersama dengan Fahmi.
- Firdaus Nuzula: putri seorang kyai terkenal di Kabupaten Lumajang yang sedang menempuh pendidikan kesehatan di Universitas Islam Negeri Jakarta dan menjadi seorang istri dari Fahmi.
- Eysel Celal: saudara sepupu sekaligus saudara sesusuan Hamzah yang berkebangsaan Turki, namun semenjak kecil hidup di London dan menjadi sampaumur yang minim wacana Ilmu agama Islam.
- Emel: adik kandung Hamzah.
- Badiuzzaman Said Nursi: ulama‟ besar dan sangat kuat di Turki yang telah banyak menorehkan sejarah wacana kehidupan dan keilmuan yang dimilikinya.
- Nurye dan Mirza: kedua orang renta Said Nursi yang masih keturunan dari ahlul baith dan terkenal di kalangan masyarakat wacana sifat wira‟inya serta orang yang mahir ibadah.
Unsur-unsur ekstinsik dalam novel Api Tauhid yaitu Habiburrahman El-Shirazy sebagai pengarang dari novel tersebut. Sapaan dekat dari dia yaitu kang Abik. Beliau yaitu sastrawan terkemuka di Indonesia sekaligus seorang da‟i yang dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 30 September 1976. Dalam sejarah hidupnya, Kang Abik memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil berguru kitab kuning di Pondok Pesantren Al-Anwar, Mranggen, Demak. Selanjutnya meneruskan pendidikan Madrasah Aliyahnya di Surakarta. Pada jenjang sarjana S1-nya, Kang Abik menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo dengan mengambil Jurusan Hadits Fakultas Ushuluddin dan menuntaskan S2-nya di The Institute for Islamic Studies di Kairo.
Ada beberapa pengalaman yang menjadi sejarah dalam hidup Kang Abik pada ketika menempuh pendidikan di Kairo, antara lain pernah menjadi pemimpin kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Kairo (1996-1997), tepilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” yang diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di Kota Ismailia, Mesir (Juli, 1996).
Dalam perkemahan itu, ia berkesempatan memperlihatkan orasi berjudul tahqiqul Amni Was Salam Fil Alam Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi tersebut terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan penerima perkemahan tingkat dunia tersebut. Pernah aktif di Majelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000). Pernah menjadi koordinator Islam ICMI Orsat Kairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002). Kang Abik juga sempat memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.
Setiba di Tanah Air pada pertengahan Oktober 2002, ia diminta untuk ikut mentashih Kamus Populer Bahasa Arab-Indonesia yang disusun oleh KMNU Mesir dan diterbitkan oleh Diva Pustaka, Jakarta (Juni, 2003). Ia juga diminta menjadi kontributor penyusunan Ensiklopedia Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan Pemikirannya (terdiri atas tiga jilid diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta, 2003).
Pada tahun 2003-2004, ia mendedikasikan ilmunya di MAN 1 Yogyakarta. Selanjutnya ia menjadi dosen Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan Islam Abu Bakar Ash Shiddiq UMS Surakarta. Kini ia sering menjadi pembicara dalam seminar di dalam dan di luar negeri. Di lembaga internasional misalnya, pernah menjadi pembicara di Universiti Petronas Malaysia, di Masjid Camii Tokyo, di Grand Auditorium Griffith University Brisbane, Australia, juga menjadi pembicara dalam Seminar Asia-Pacific di University of New South Wales at ADFA, Canberra.
Beberapa karya yang telah terbit dan terkenal antara lain, Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ayat-Ayat Cinta 1 (2004), Di Atas Sajadah Cinta (2004), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007), Dalam Mihrab Cinta (2007), The Romance (2010), Cinta Suci Zahrana (2014), Api Tauhid (2014), Ayat-Ayat Cinta 2 (2016), dan akan terbit pula Bulan Madu di Yerussalem, Dari sujud ke Sujud.
Posting Komentar untuk "Unsur-Unsur Novel Api Tauhid"