Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Dan Indikator Hasil Belajar

Pengertian Hasil Belajar

Jabaran teori dan indikator hasil berguru pada umumnya hasil berguru meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil berguru yang akan diperoleh siswa setelah menempuh pengalaman belajarnya atau proses berguru mengajar. Sudjana menyampaikan hasil berguru ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mendapatkan pengalaman belajarnya.

Proses berguru mengajar dan hasil berguru saling bekerjasama lantaran dalam acara berguru mengajar terdapat tujuan yang akan dicapai. Siswa yang sebelumnya tidak tahun menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti setelah belajar. Hamalik menyampaikan hasil berguru ialah jikalau seseorang telah berguru akan terjadi perubahan tingkah laris pada orang tersebut, contohnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan klarifikasi tersebut, maka disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses berguru mengajar.

Hasil berguru seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses berguru mengajar. Hasil berguru siswa sanggup diketahui setelah diadakan evaluasi.

Hasil berguru ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia mendapatkan pengalaman belajaranya. Hasil berguru yang disini yaitu suatu hasil yang dicapai dari penggunaan metode reward dan punishment.   


Ranah Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan memakai penjabaran hasil berguru dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Masing-masing ranah terdiri dari sejumlah aspek yang saling berkaitan, alat penilaian untuk setiap ranah tersebut mempunyai karakteristik sendiri, alasannya setiap ranah berbeda dalam cakupan dan hakikat yang terkandung didalamnya.

a.Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil berguru intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
Masing-masing aspek mempunyai pengertian sebagai berikut :

1.Pengetahuan
Pengetahuan atau yang dikatakan Bloom ddengan istilah knowledge ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau sanggup menilai atau sanggup menggunakannya.

2.Pemahaman
Pemahaman atau komprehensi ialah tingkat kemampuan yang mengharapkan responden bisa memahami atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.

3.Penerapan
Penerapan atau aplikasi ialah kemampuan untuk menerapkan atau memakai apa yang telah diketahui dalam suatu situasi yang baru.

4.Analisis
Analisis yaitu tingkat kemampuan untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi tertentu kedalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentukannya.

5.Sintesis
 Sintesis ialah penyatuan-penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam suatu bentuk yang menyeluruh.

6.Evaluasi
Evaluasi ialah menciptakan suatu penilaian wacana suatu pernyataan, konsep, situasi dan sebagainya. Berdasarkan suatu criteria tertentu, acara penilaian sanggup dilihat dari segi tujuannya, gagasannya, cara bekerjanya, cara pemecahannya, metodenya dan lain-lain.

b.Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa mahir menyampaikan bahwa sikap seseorang sanggup diramalkan perubahannya, jikalau seseorang telah mempunyai penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil berguru afektif kurang mendapat perhatian dari pendidik. Pendidik lebih banyak menilai ranah kognitif semata-mata. Tipe hasil berguru afektif tampak pada peserta didik dalam banyak sekali tingkah laris menyerupai perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan berguru dan relasi sosial.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil berguru :
  1. Reciving/attending, (penerimaan, yaitu semacam kepekaan dalam mendapatkan rangsangan dari luar yang tiba kepada peserta didik dalam bentuk masalah, situasi, tanda-tanda dan lain-lain.
  2. Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap rangsangan yang tiba dari luar. Hal ini ,mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab rangsangan dari luar yang tiba pada dirinya.
  3. Valuing (penilaian), berkenaan dengan nilai dan akidah terhadap tanda-tanda atau rangsangan tadi. Dalam penilaian ini termasuk didalamnya kesedihan mendapatkan nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk mendapatkan nilai dan janji terhadap nilai tersebut.
  4. Organisasi, yaitu pengembangan dari nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk relasi satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang dimilikinya.
  5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mensugesti contoh kepribadian dengan tingkah lakunya, termasuk keseluruhan nilai dan karakteristknya.

C. Ranah Psikomotorik
Hasil berguru psikomorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkat keterampilan yaitu :
  1. Gerakan refleks (kemampuan pada gerakan yang tidak sadar).
  2. Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.
  3. Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.
  4. Kemampuan dibidang fisik, contohnya kekuatan, keharmonisan, dan ketetapan.
  5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana hingga pada keterampilan kompleks.
  6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive menyerupai gerakan ekspresif dan interpretative.

Hasil berguru yang dikemukakan diatas bahwasanya tidak bangun sendiri tetapi selalu bekerjasama satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya bahwasanya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mensugesti hasil berguru sangat beragam. Suryabrata menyampaikan bahwa faktor yang mensugesti hasil berguru dibagi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang meliputi faktor nonsosial dan faktor sosial, serta faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yaitu faktor fisiologis dan psikologis.

a.Faktor Nonsosial dalam Belajar
Lingkungan alami merupakan lingkungan fisik di sekitar anak berupa banyak sekali fenomena alam maupun keadaan lingkungan daerah anak hidup. Lingkungan alami akan membawa dampak besar terhadap hasil berguru anak. Apabila kondisi lingkungan mendukung proses berguru anak maka sanggup dipastikan hasil berguru anak akan maksimal.

Suryabrata menyampaikan bahwa kelompok faktor nonsosial meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, dan alat-alat yang dipakai untuk belajar. Semua faktor tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga sanggup membantu proses atau perbuatan berguru secara maksimal.

b.Faktor-faktor Fisiologis dalam Belajar
Faktor fisiologis ialah faktor berkaitan dengan kondisi fisik seseorang atau kondisi jasmaniah seseorang. Faktor ini merupakan faktor bawaan dalam diri seorang individu, menempel pada dirinya, serta sebagian menjadi karakteristik dirinya. Slameto menyebutkan bahwa faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor fisiologis ini ada bersifat permanen menyerupai cacat badan permanen, ada pula bersifat sementara menyerupai kesehatan.

Berdasarkan klarifikasi tersebut sanggup disimpulkan bahwa keadaan jasmani yang perlu diperhatikan dalam berguru ialah kondisi fisik normal atau tidak mempunyai cacat semenjak dalam kandungan hingga setelah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Selain itu kondisi kesehatan fisik sehat serta segar sangat mensugesti keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik ada beberapa hal perlu diperhatikan antara lain makan, minum teratur, olah raga serta cukup tidur.

c.Faktor Psikologis dalam Belajar
Faktor psikologis mensugesti hasil berguru meliputi segala hal berkaitan dengan kondisi mental kejiwaan seseorang. Aspek psikis atau kejiwaan tidak kalah pentingnya dalam berguru dengan aspek jasmaniah. Slameto menyampaikan sekurang-kurangnya ada tujuh faktor mensugesti berguru yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Untuk kelancaran berguru bukan hanya dituntut kesehatan jasmaniah tetapi kesehatan rohaniah atau psikis pula.

Orang sehat psikisnya ialah orang terbebas dari tekanan batin mendalam, frustasi, konflik-konflik psikis, terhindar dari kebiasaan-kebiasaan jelek mengganggu perasaan. Orang sehat psikisnya akan mencicipi kebahagiaan serta sanggup menyerap pelajaran lebih optimal.

Berdasarkan klarifikasi tersebut sanggup disimpulkan bahwa faktor psikologis dalam berguru meliputi seluruh keadaan psikologi anak yang sedang belajar. Apabila keadaan psikologis anak baik maka dimungkinkan akan memperoleh hasil berguru dengan baik pula dan sebaliknya.

Oleh: Dr. Zulfikar Ali Buto, MA
Dalam: alibuto.com

Referensi:
  1. Nana Sudjana, Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),  h.28.
  2. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.22.
  3. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), 
  4. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: (Raja Grafindo Persada, 2010),
  5. Slameto. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta:Rineka Cipta, 2010).

Posting Komentar untuk "Teori Dan Indikator Hasil Belajar"