Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidikan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja)

Jejak pendidikan- Dalam bidang pendidikan NU mempunyai Lembaga Pendidikan Ma’arif. Lembaga ini bertanggung jawab atas penyebaran dan pengembangan aliran aswaja di tingkat formal. Menurut Pedoman. Pengelolaan Satuan Pendidikan Ma’arif NU Bab V perihal jati diri Ma’arif NU pasal 7 ayat 2 menyebutkan bahwa: setiap satuan pendidikan Ma’arif NU harus mempunyai dan mengkulturkan ciri kekhususan dan jatidiri pendidikan Ma’arif NU, yaitu:

  1. Terciptanya suasana keagamaan di sekolah dalam peribadatan, pergaulan, penyesuaian ucapan kalimat t}ayyibah, budbahasa karimah dalam sikap sehari-hari.
  2. Terwujudnya rasa harga diri, mengagungkan Tuhan, mengasihi orang renta dan menghormati gurunya.
  3. Terwujudnya semangat belajar, cinta tanah air dan memuliakan agama.
  4. Terlaksananya amal saleh dalam kehidupan positif yang sarwa ibadah sesuai dengan aliran aswaja dikalangan murid, guru dan masyarakat lingkungan sekolah.

Pada pasal ke 8 dijelaskan bahwa: “Aksentuasi yang menjadi karakteristik dan jatidiri pendidikan Ma’arif NU ialah menekankan pada penerapan penanaman akidah, etika, kebijaksanaan pekerti luhur serta amal saleh dalam suatu kehidupan yang sarwa ibadah sesuai aliran aswaja dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang fungsional bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia menurut Pancasila”.

Diberlakukannya UU No. 20/2003 perihal Sisdiknas membawa implikasi terhadap paradigma pengembangan kurikulum pendidikan antara lain, pembaharuan dan diversifikasi kurikulum serta reorientasi terhadap standar kompetensi yang terkait dengan banyak sekali rumpun mata pelajaran. Berkenaan dengan hal itu, masa tiba perlu dipersiapkan generasi muda yang mempunyai kompetensi multidimensional.

Kompetensi yang dikembangkan ialah untuk memperlihatkan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan banyak sekali kerumitan hidup lainnya, sehingga tercipta output yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas kultur dan bangsanya.

Tujuan pembelajaran aswaja bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai paham Aswaja secara keseluruhan kepada akseptor didik, sehingga nantinya akan menjadi muslim yang terus berkembang dalam hal keyakinan, ketakwaan kepada Allah Swt., serta berakhlak mulia dalam kehidupan individual maupun kolektif, sesuai dengan tuntunan aliran Islam Ahlussunnah Waljama’ah yang dicontohkan oleh jama’ah, mulai dari sahabat, tabi’in, tabi’it dan para ulama dari generasi ke generasi.

Fungsi pembelajaran aswaja yakni menanamkan nilai-nilai dasar Aswaja kepada akseptor didik sebagai pedoman dan pola dalam menjalankan aliran Islam, meningkatkan pengetahuan dan keyakinan akseptor didik terhadap paham Aswaja, sehingga mereka sanggup mengetahui sekaligus sanggup mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kelemahankelamahan akseptor didik dalam menjalankan aliran Islam dalam kehidupan sehari-hari, dan memupuk keyakinan akseptor didik perihal aliran Aswaja yang sesungguhnya, sehingga sanggup mengamalkan dan menjalankan aliran Islam dengan benar dan penuh keyakinan.

Pendidikan aswaja merupakan upaya sadar, terarah dan berkesinambungan untuk mengenalkan dan menanamkan paham aswaja pada murid biar mengetahui dan meyakini dan mengamalkannya. Pendidikan aswaja dilakukan melalui acara bimbingan, pengajaran, latihan serta pengalaman belajar. Adapun kurikulum aswaja antara lain:

  1. Bentuk dan sistem keorganisasian NU
  2. Sejarah usaha NU
  3. Kepemimpinan NU
  4. Sumber aturan Islam
  5. Memahami dan mengamalkan aliran Islam Sunah dan bid’ah
  6. Pemikiran dan amaliyah NU
  7. Firqah dalam Islam
  8. Ma’had khairu ummah
  9. al-Ukhuwah al-Nahdiyyah al-Syakhsyiyah al-Nahdiyyah
  10. al-Qa’idah al-Fiqhiyyah dasar sikap jamaah Nahdiyyah
  11. Kebesaran NU.

Posting Komentar untuk "Pendidikan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja)"