Keterampilan Mengadakan Variasi (Stimulus Variation)
a. Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi merupakan hal yang perlu dilakukan dikala proses pembelajaran. Menurut Alma (2009: 42) menciptakan variasi ialah suatu hal yang sangat penting dalam sikap keterampilan mengajar. Variasi dalam hal ini ialah memakai aneka macam metode, gaya mengajar, sumber materi pelajaran, media pengajaran, dan variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan penerima didik.
Menurut Usman (2009: 84) variasi stimulus ialah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi mencar ilmu mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan penerima didik sehingga dalam situasi belajar-mengajar, penerima didik senantiasa memberikan ketekunan, antusias, serta penuh partisipasi.
Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2015: 78) mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan penerima didik, semoga selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran ialah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi mencar ilmu penerima didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Selanjutnya berdasarkan Saud (2012: 70) variasi dalam kegiatan mencar ilmu mengajar ialah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para penerima didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Prestasi mencar ilmu yang maksimal sanggup diupayakan oleh guru dengan melaksanakan hal-hal yang bisa membangun atau menambah semangat dan motivasi mencar ilmu penerima didik berupa keterampilan mengadakan variasi, sebab semangat dan motivasi penerima didik dalam mencar ilmu akan sangat kuat pada prestasi mencar ilmu yang dicapai penerima didik.
b. Tujuan dan Manfaat Keterampilan Mengadakan Variasi
Penggunaan keterampilan mengadakan variasi terutama ditujukan kepada penerima didik dan mempunyai maksud yang ingin dicapai oleh guru. Maksud dalam hal ini ialah tujuan guru untuk memakai keterampilan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sukirman (2012: 266) terdapat beberapa poin penting yang menjadi tujuan dan manfaat dari variasi stimulus, di antaranya yaitu:
Variasi dalam pembelajaran berdasarkan Mulyasa (2015: 78) bertujuan untuk:
Selanjutnya berdasarkan Asril (2010: 86) tujuan proses pembelajaran variasi ialah menumbuhkembangkan perhatian dan minat penerima didik semoga mencar ilmu lebih baik, sedangkan manfaat keterampilan variasi dalam proses pembelajaran adalah:
Cara untuk mencapai aneka macam tujuan keterampilan mengadakan variasi tersebut, guru harus memahami perihal keterampilan mengadakan variasi dan mengetahui hal-hal yang diharapkan demi tercapainya tujuan tersebut. Pembelajaran akan berjalan maksimal ketika tujuan keterampilan mengadakan variasi sanggup dilaksanakan secara optimal.
c. Prinsip-prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi
Pelaksanaan keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Menurut Saud (2012: 71) prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi yaitu;
Sesuai dengan pendapat di atas, berdasarkan Setiani dan Donni (2015: 21) terdapat tiga prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam penggunaan variation skills, yaitu kejelasan maksud, berkesinambungan, dan direncanakan.
Menurut Darmadi (2012: 3) penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan penerima didik, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara masuk akal dan terencana.
Selanjutnya berdasarkan Usman (2009: 84) prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi yaitu:
Secara umum prinsip-prinsip dalam keterampilan mengadakan variasi yaitu kejelasan maksud dan tujuan, sesuai dan berkesinambungan, serta direncanakan dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut sebagai contoh dalam melaksanakan keterampilan mengadakan variasi secara tepat.
d. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari beberapa komponen. Menurut Djamarah (2005: 124) keterampilan mengadakan variasi proses mencar ilmu mengajar akan mencakup tiga aspek, yaitu;
Selanjutnya berdasarkan Usman (2009: 85) komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi ialah sebagai berikut;
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012: 66-67) komponen keterampilan variasi antara lain, yaitu variasi dalam gaya mengajar guru, variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran, serta variasi pola interaksi dan kegiatan penerima didik. Selanjutnya berdasarkan Darmadi (2012:3) keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu variasi gaya mengajar, variasi pengalihan penggunaan indra, dan variasi pola interaksi.
Peneliti dalam penelitian ini memakai komponen keterampilan mengadakan variasi berdasarkan pendapat Djamarah (2005: 124) yaitu;
Menurut Djamarah (2005: 126-130) berikut indikator yang tercermin dari sub-sub komponen keterampilan mengadakan variasi, yaitu:
1) Variasi dalam gaya mengajar guru
a) Variasi suara
Suara guru sanggup bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan.
b) Penekanan (focusing)
Untuk memfokuskan perhatian penerima didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru sanggup memakai pengutamaan secara mulut biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan.
c) Pemberian waktu (pausing)
Untuk menarik perhatian penerima didik sanggup dilakukan dengan mengubah suasana menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan/diam, dari final cuilan pelajaran ke cuilan berikutnya.
d) Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan penerima didik, sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas menatap mata setiap penerima didik untuk sanggup membentuk hubungan yang kasatmata dan menghindari hilangnya kepribadian.
e) Gerakan anggota tubuh (gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau tubuh merupakan cuilan yang penting dalam komunikasi.
f) Pindah posisi
Perpindahan posisi sanggup dilakukan dari muka ke cuilan belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara penerima didik dari belakang ke samping penerima didik.
2) Variasi dalam memakai media dan materi pengajaran
a) Variasi media pandang
Penggunaan media pandang sanggup diartikan sebagai penggunaan alat dan materi fatwa khusus untuk komunikasi.
b) Variasi media taktil
Variasi media taktil ialah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada penerima didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau materi ajaran.
3) Variasi dalam interaksi antara guru dengan penerima didik
a) Peserta didik mandiri
Peserta didik bekerja atau mencar ilmu secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b) Peserta didik pasif
Peserta didik mendengarkan dengan pasif, situasi didominasi oleh guru, dimana guru berbicara kepada penerima didik.
Variasi merupakan hal yang perlu dilakukan dikala proses pembelajaran. Menurut Alma (2009: 42) menciptakan variasi ialah suatu hal yang sangat penting dalam sikap keterampilan mengajar. Variasi dalam hal ini ialah memakai aneka macam metode, gaya mengajar, sumber materi pelajaran, media pengajaran, dan variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan penerima didik.
Menurut Usman (2009: 84) variasi stimulus ialah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi mencar ilmu mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan penerima didik sehingga dalam situasi belajar-mengajar, penerima didik senantiasa memberikan ketekunan, antusias, serta penuh partisipasi.
Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2015: 78) mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan penerima didik, semoga selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran ialah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi mencar ilmu penerima didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Selanjutnya berdasarkan Saud (2012: 70) variasi dalam kegiatan mencar ilmu mengajar ialah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para penerima didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Prestasi mencar ilmu yang maksimal sanggup diupayakan oleh guru dengan melaksanakan hal-hal yang bisa membangun atau menambah semangat dan motivasi mencar ilmu penerima didik berupa keterampilan mengadakan variasi, sebab semangat dan motivasi penerima didik dalam mencar ilmu akan sangat kuat pada prestasi mencar ilmu yang dicapai penerima didik.
b. Tujuan dan Manfaat Keterampilan Mengadakan Variasi
Penggunaan keterampilan mengadakan variasi terutama ditujukan kepada penerima didik dan mempunyai maksud yang ingin dicapai oleh guru. Maksud dalam hal ini ialah tujuan guru untuk memakai keterampilan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sukirman (2012: 266) terdapat beberapa poin penting yang menjadi tujuan dan manfaat dari variasi stimulus, di antaranya yaitu:
- Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
- Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akhir dari kegiatan yang bersifat rutinitas.
- Meningkatkan perhatian dan motivasi siswa.
- Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru.
- Menyesuaikan model pembelajaran dengan cara mencar ilmu siswa yang berbeda-beda.
- Meningkatkan kadar kegiatan mencar ilmu siswa.
Variasi dalam pembelajaran berdasarkan Mulyasa (2015: 78) bertujuan untuk:
- Meningkatkan perhatian penerima didik terhadap materi standar yang relevan.
- Memberikan kesempatan bagi perkembangan talenta penerima didik terhadap aneka macam hal gres dalam pembelajaran.
- Memupuk sikap kasatmata penerima didik terhadap pembelajaran.
- Memberi kesempatan kepada penerima didik untuk mencar ilmu sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
Selanjutnya berdasarkan Asril (2010: 86) tujuan proses pembelajaran variasi ialah menumbuhkembangkan perhatian dan minat penerima didik semoga mencar ilmu lebih baik, sedangkan manfaat keterampilan variasi dalam proses pembelajaran adalah:
- Menumbuhkan perhatian penerima didik.
- Melibatkan penerima didik berpartisipasi dalam aneka macam kegiatan proses pembelajaran.
- Dengan bervariasinya cara guru memberikan proses pembelajaran, maka akan membentuk sikap kasatmata bagi penerima didik terhadap guru.
- Dapat menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki penerima didik.
- Melayani harapan dan pola mencar ilmu para penerima didik yang berbeda-beda.
Cara untuk mencapai aneka macam tujuan keterampilan mengadakan variasi tersebut, guru harus memahami perihal keterampilan mengadakan variasi dan mengetahui hal-hal yang diharapkan demi tercapainya tujuan tersebut. Pembelajaran akan berjalan maksimal ketika tujuan keterampilan mengadakan variasi sanggup dilaksanakan secara optimal.
c. Prinsip-prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi
Pelaksanaan keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Menurut Saud (2012: 71) prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi yaitu;
- variasi hendaknya dipakai dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai,
- variasi harus dipakai dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian penerima didik dan tidak mengganggu pelajaran, dan
- variasi harus direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam planning pelajaran atau satuan pelajaran.
Sesuai dengan pendapat di atas, berdasarkan Setiani dan Donni (2015: 21) terdapat tiga prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam penggunaan variation skills, yaitu kejelasan maksud, berkesinambungan, dan direncanakan.
Menurut Darmadi (2012: 3) penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan penerima didik, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara masuk akal dan terencana.
Selanjutnya berdasarkan Usman (2009: 84) prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi yaitu:
- Variasi hendaknya dipakai dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
- Variasi harus dipakai secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian penerima didik dan tidak mengganggu pelajaran.
- Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam planning pelajaran atau satuan pelajaran.
Secara umum prinsip-prinsip dalam keterampilan mengadakan variasi yaitu kejelasan maksud dan tujuan, sesuai dan berkesinambungan, serta direncanakan dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut sebagai contoh dalam melaksanakan keterampilan mengadakan variasi secara tepat.
d. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari beberapa komponen. Menurut Djamarah (2005: 124) keterampilan mengadakan variasi proses mencar ilmu mengajar akan mencakup tiga aspek, yaitu;
- variasi dalam gaya mengajar,
- variasi dalam memakai media dan materi pengajaran, serta
- variasi dalam interaksi antara guru dengan penerima didik.
Selanjutnya berdasarkan Usman (2009: 85) komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi ialah sebagai berikut;
- variasi dalam cara mengajar guru,
- variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, dan
- variasi pola interaksi dan kegiatan penerima didik.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012: 66-67) komponen keterampilan variasi antara lain, yaitu variasi dalam gaya mengajar guru, variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran, serta variasi pola interaksi dan kegiatan penerima didik. Selanjutnya berdasarkan Darmadi (2012:3) keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu variasi gaya mengajar, variasi pengalihan penggunaan indra, dan variasi pola interaksi.
Peneliti dalam penelitian ini memakai komponen keterampilan mengadakan variasi berdasarkan pendapat Djamarah (2005: 124) yaitu;
- variasi dalam gaya mengajar,
- variasi dalam memakai media dan materi pengajaran, serta
- variasi dalam interaksi antara guru dengan penerima didik.
Menurut Djamarah (2005: 126-130) berikut indikator yang tercermin dari sub-sub komponen keterampilan mengadakan variasi, yaitu:
1) Variasi dalam gaya mengajar guru
a) Variasi suara
Suara guru sanggup bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan.
b) Penekanan (focusing)
Untuk memfokuskan perhatian penerima didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru sanggup memakai pengutamaan secara mulut biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan.
c) Pemberian waktu (pausing)
Untuk menarik perhatian penerima didik sanggup dilakukan dengan mengubah suasana menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan/diam, dari final cuilan pelajaran ke cuilan berikutnya.
d) Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan penerima didik, sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas menatap mata setiap penerima didik untuk sanggup membentuk hubungan yang kasatmata dan menghindari hilangnya kepribadian.
e) Gerakan anggota tubuh (gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau tubuh merupakan cuilan yang penting dalam komunikasi.
f) Pindah posisi
Perpindahan posisi sanggup dilakukan dari muka ke cuilan belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara penerima didik dari belakang ke samping penerima didik.
2) Variasi dalam memakai media dan materi pengajaran
a) Variasi media pandang
Penggunaan media pandang sanggup diartikan sebagai penggunaan alat dan materi fatwa khusus untuk komunikasi.
b) Variasi media taktil
Variasi media taktil ialah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada penerima didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau materi ajaran.
3) Variasi dalam interaksi antara guru dengan penerima didik
a) Peserta didik mandiri
Peserta didik bekerja atau mencar ilmu secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b) Peserta didik pasif
Peserta didik mendengarkan dengan pasif, situasi didominasi oleh guru, dimana guru berbicara kepada penerima didik.
Posting Komentar untuk "Keterampilan Mengadakan Variasi (Stimulus Variation)"